Kebaikan itu selalu INDAH

Kebaikan itu selalu INDAH
Teladan, tempatku kini dan apa yang kan kuperbuat nanti.. Walau menurutku apa yang kan terjadi itu semua masih misteri tapi tak kan pernah menyurutkan semangatku untuk berusaha yang sebaik mungkin.. Dan Atas ijinNYA, aku yakin bahwa Alloh memiliki rencana yang jauh lebih INDAH daripada apa yang aku, makhlukNYA rencanakan.. Bismillah, Dengan menyebut nama ALLOH, kulangkahkan kaki ini, agar aku tak kan hanya berdiam diri :)

Rabu, 22 Juni 2011

Arti kata Pengorbanan ataukah korban ? (part three)

"Astaghfirirulloh. Sahabat ku sedang diuji oleh Mu ya Alloh, apa yang bisa aku perbuat.
Malam ini hamba bersujud di hadapanMu menyandarkan diri hamba yang lemah ini ya Alloh. Diri yang jangankan engkau minta hamba tuk berlari, berjalanpun hamba masih tertatih-tatih ya Alloh. Hamba kurangi waktu tidur hamba ya Alloh agar lebih banyak lagi waktu yang hamba habiskan untuk bermunajat dan mensyukuri tiap rahmat Mu ya Alloh. Ya Alloh, sungguh hamba lah yang senantiasa mendholimi diri hamba sendiri. Ketika Engkau berkata janganlah kau berbuat curang, maka hamba melakukannya. Ketika Engkau melarang hamba tuk menjaga lisan, maka lidah ini bergerak tanpa ada batasan. Astaghfirulloh "
Malam itu, malam pasca berita tentang ketidak lulusan kawanku yang ku dengar dengan telingaku sendiri ini. Aku syok, aku bingung, entah apa yang kawanku satu itu rasakan yang pasti, ia jauh lebih merasa berat tentang hal ini dari pada aku. Saat itu entah kenapa telah habis tiap huruf demi huruf yang kucoba rangkai tuk menghibur kawan ku itu. Entah kata tlah berubah atau lisan enggan tuk bersusah dalam berkata, semua tak ter koordinasi dengan baik. Ketika ku tengah mengingat nya kembali, hanya membuatku merasa sebagai sahabat yang paling tidak berguna di dunia.
Tiba-tiba teringat tentang mimpi ku pagi hari itu. Mimpi yang menjadi permulaan kisah persahabatanku dengan Risa.
Pagi itu, pagi yang cerah. Seharusnya.
Aku terbangun dengan teriakan alarm HP ku. Alarm yang memang sudah aku siapkan agar aku bisa bangun lebih pagi di pagi itu. Pagi itu seharus nya aku berangkat jam 06.30 tetapi ternyata sudah jam 07.00. Orangtuaku saat itu memang sedang di luar kota dan pembantuku tidak mempedulikan ku apakah aku sudah bangun atau belum. Alhasil tidak ada yang membangunkan ku. Bocah tengil kelas 3 SD ini. Maka aku pun bergegas mandi dan ku kayuh sepeda ku tuk berangkat ke sekolah.
"Aku pergi dulu ya mbak !" teriak ku, entah terdengar atau tidak.
memang sudah takdir atau apa, hewan yang paling aku tidak sukai ternyata menghalangi jalan ku. Ya hewan itu adalah ayam. Ayam-ayam itu menutupi jalan ku padahal sepeda ku ku kayuh dengan kecepatan yang cepat (kalo se ukuran anak SD sih). Secara reflek aku rem sepedaku dan hilanglah keseimbanganku sehingga aku terjatuh tepat di dekat ayam-ayam itu. Aku takut, aku terus saja menangis karna ayam-ayam itu tak segera menyingkir. tiba-tiba dari arah ku tadi terdengar suara anak kecil sama seperti ku.
"Awas awas, jangan di tengah jalan !" Teriak anak gadis itu pada ayam-ayam itu. Akhirnya ayam-ayam itu berlari kabur, dan kemudian anak kecil itu memberikan tangan nya kepada ku yang masih menangis.
"Halo, nama ku Risa Ayri, biasa dipanggil risa kalau kamu ?" suara gadis itu lembut sehingga membuatku berhenti menangis seketika.
Aku melihat ke arah muka nya dan ia menyambutku dengan senyuman.
"Na.. na.. maku Muhammad Adnan," jawabku masih terbata-bata setelah menangis.
"Ok Adnan ya ?" kata Risa tenang
"Pokok nya, kalo ada apa-apa kasih tau aja Nan, aku pasti bisa untuk membantumu !" Kata Risa dengan membusungkan dada nya kepada teman baru nya itu
"Makasih ya Sa," jawab ku sembari tangannya aku raih untuk berdiri.
"Ayo cepat, kita dah terlambat lho ini Nan !" kata Risa dengan penuh semangat dan langsung menaiki sepeda nya. Aku pun naik ke atas sepeda ku, Alhamdulillah sepeda nya masih bisa dikendarai. Sejurus kemudian kami telah melaju ke sekolah bersama-sama naik sepeda.
"Aku pasti akan membalas kebaikan mu Risa," kata ku saat kami telah mengayuh sepeda bersama-sama.
"Apa Nan ?" tanya Risa karna memang perkataanku tadi tidak lah begitu jelas.
Aku pun hanya membalas dengan senyuman.
Allohuakbar
Allohuakbar
Suara takbir di masjid dekat rumah ku mengembalikan aku dari ingatan masa kecil ku dulu itu. Ternyata subuh telah menjelang. Saat nya untuk menjawab seruan nya.
Setelah memastikan rumah dalam keadaan terkunci, Aku pun berangkat ke masjid. Saat tengah perjalanan ke Masjid aku berpapasan dengan pak Said yang berprofesi menjadi guru di bimbingan belajar.
"O iya, aku punya ide !" Kataku yang membuat langkah ku lebih bersemangat ke Masjid.
~Bersambung~


Bu Guru, Sekolah Itu Apa?

Monday, 20 June 2011 19:58 WIB
Bu Guru,  sekolah itu apa sebenarnya? Aku murid kelas 5 SD. Datang pagi setiap hari. Berbaris rapi dan cium tangan hormat sebelum masuk kelas.  Pelajaran pertama  matematika. Mudah sekali. Nilaiku selalu diatas sembilan. Pelajaran kedua Bahasa Indonesia. Ada peribahasa dan latihan membuat paragraf. Sesekali menjadi karangan. Karanganku tidak selalu baik. Setidaknya mendapat nilai tujuh. Pelajaran ketiga  IPA. Aku suka melihat pelangi, dan aku mengerti bagaimana proses terjadinya.  Ah nilaiku tak pernah kurang dari sembilan.  Hari-hari di sekolah, bermain dengan kawan-kawan dikelas secara sembunyi atau di lapangan saat jam istirahat. Atau  saat menunggu jemputan pulang. Tapi apakah sekolah itu? 

Kemaren aku dimarahi ayah karena tidak bisa menjaga adikku sehingga jatuh. Kata ayah “Percuma saja kamu juara kelas kalau mengurusi adik saja tidak bisa”. Ah aku kan anak pintar. Tapi tidak ada pelajaran yang mengajari bagaimana caranya bertanggung jawab menjaga adik kecil yang berusia satu tahun dan baru pandai berjalan. Minggu lalu aku dibilang ibu cengeng. Ayah dan ibu keluar kota bersama adik. Aku tinggal berdua dengan mbak Siti. Sore itu hujan lebat. Mbak Siti ke warung membeli lilin karena lampu mati. Tetapi mbak Siti pergi terlalu lama. Senja semakin gelap. Langit kelam, petir menyambar dan menggelegar. Aku ketakutan dan menangis sendirian. Kata guru anak lelaki harus berani. Berani itu apa? Siapa yang berani dalam situasi gelap senyap begini sendiri. Untung ayah dan ibu segera pulang. Aku menghambur ke pelukan ibu, terisak. Ibu memeluk dan berkata “Duh kenapa anak ibu jadi cengeng begini?”.  Sekolah itu apa sebenarnya Bu Guru? Mengapa aku sudah lima tahun sekolah belum juga berani dalam gelap?

Sebentar lagi liburan kenaikan kelas. Bulan Juli  mendatang aku sudah menjadi murid kelas enam.  Dapatkah aku kembali meraih juara satu seperti biasanya penerimaan rapor? Lalu bisakah  aku lulus SD dengan nilai terbaik tanpa ada huru hara? Tadi malam kulihat di TV kejadian yang sangat mengerikan. Di Surabaya, seorang anak kelas enam SD bernama Alif di demo oleh teman-teman sekolah dan orang-orang sekampung. Gara-garanya Alif tidak mau mengikuti perintah Guru yang menyuruhnya berbuat curang dengan memberikan contekan pada teman-teman pada saat Ujian Akhir Nasional. Alif dan Ibunya serta keluarganya harus mengungsi menghindari amukan masa. Aku sedih. Sekolah itu apa sebenarnya Bu Guru? Mengapa Alif harus dihukum karena ingin jujur dan tidak mau berbuat curang?  

Bu Guru, sekolah itu apa sebenarnya? Kakak kelasku tahun ini di sekolah juga disuruh seperti Alif. Katanya, kalau mau masuk SMP favorit harus punya nilai kelulusan SD yang tinggi. Supaya nilai tinggi harus kerjasama dan perlu bantuan kunci jawaban.  Kata Pak Guru Agama,  Nabi Muhammad SAW diutus kedunia ini pertama kali adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Akhlak utama beliau contohkan adalah kejujuran. Sehingga Nabi SAW digelari Al-Amin. Yang artinya orang yang dapat dipercaya. Tidak suka bohong, tidak licik dan tidak suka curang. Berbohong serta berlaku curang termasuk dosa besar.  Tetapi mengapa di sekolah semuanya serba membingungkan? Di SMP dekat rumahku ada kantin kejujuran. Siswa membeli mengambil barang dan membayar tanpa diawasi. Lalu kenapa saat Ujian Nasional juga diberi kunci jawaban oleh gurunya sendiri?  Apakah jujur itu? Aku semakin tidak mengerti. 

Bu Guru, apakah sekolah itu? Mengapa semakin tinggi sekolah murid-muridnya semakin jahat? Buktinya siswa SMA di dekat komplek rumahku. Kalau malam minggu suka kebut-kebutan dan berisik. Tidak ada polisi yang menangkap. Waktu mereka ngobrol di warung, aku mendengar bahwa mereka sukses Ujian Nasional karena mendapat bocoran soal dari kepala sekolah. Sambil menghirup rokok dan kaki diangkat ke meja mereka tertawa terbahak-bahak mengingat saat kucing-kucingan mengelabui tim pengawas independent. 

Bu Guru, sekolah itu apa sebenarnya. Setiap upacara bendera aku mendengar bahwa sekolah-sekolah Indonesia sedang menggalakkan pendidikan karakter. Karakter itu apa?  Aku semakin tidak mengerti. Aku hanya ingin jadi Ahli Pesawat terbang seperti Pak Habibie. Sekolah ke luar negeri untuk pulang membangun bumi pertiwi. Sekarang aku baru akan naik kelas enam. Aku harus masuk SMP dan SMA  atau sederajat sebelum bisa sekolah ke Jerman untuk menjadi ahli Pesawat terbang. Tapi aku harus sekolah kemana Bu Guru?   Aku ingin menjadi Ahli Pesawat terbang sekaligus menjadi umat kesayangan Nabi. Menjadi anak baik, jujur dan cinta pada kebenaran. Aku ingin kalau nanti aku besar, koruptor sudah tidak ada lagi di muka bumi. Aku ingin negeriku sejahtera dan makmur. Tapi aku harus sekolah kemana Bu Guru?  Katanya sekolah itu tempat membuat orang bodoh menjadi pintar. Merubah orang  menjadi baik. Mengajari menyelesaikan masalah. Dan membimbing seseorang dapat menyiapkan diri meraih cita-cita.  Bu Guru, dimanakah sekolah itu? Masih adakah sekolah itu? Apakah  sekolah itu?


Fauziah Fauzan EL Muhammady
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang
elmuhammady@ymail.com

Minggu, 19 Juni 2011

Taubat

Dari Bu Nujaid bin Husain Al Khuza'i, dia berkata, "Ada seorang perempuan dari Juhainab datang kepada Rosululloh, sedangkan dia sedang hamil karena berzina dan berkata, Ya Rosululloh, saya telah melakukan kesalahan dan saya harus dihukum. Maka, laksanakanlah hukuman bagi diri saya, kemudian Nabi memanggil wali nya (perempuan itu) seraya bersabda, Perlakukanlah baik-baik perempuan ini, apabila sudah melahirkan bawalah kemari. Maka perintah itu pun dilaksanakan oleh wali nya. Kemudian setelah wanita itu melahirkan, dibawalah ia ke hadapan Rosululloh dan beliau memerintahkan kepada perempuan itu untuk mengencangkan pakaiannya dan dirajam, kemudian beliau mensholatinya. Umar berkata kepada Rosululloh, Mengapa engkau nensholatinya ya Rosululloh, bukan kah dia berzina?, Beliau bersabda, Dia telah benar-benar bertaubat dan seandainya taubatnya dibagi pada tujuh puluh orang penduduk Madinah, niscaya masih cukup. Pernahkah kamu mendapatkan orang yang lebih utama daripada seseorang yang telah menyerahkan diri sepenuh nya kepada Alloh Yang Mahakuasa lagi Mahaagung ?"
(HR.Muslim)
Kitab Riyadhus Shalihin hadist ke 23 Bab 2 "Taubat"

Arti kata Pengorbanan ataukah korban ? (part two)

Rasa nya baru beberapa menit yang lalu kekahwatiran ku menguap dari beban pundak ku ini.
Ketika nama ku terpanggil dan dinyatakan lulus dari jenjang SMP di sekolah ini.
Tiba-tiba suara di antara kerumunan itu memanggilku dan membuat beban itu tak jadi menguap, bahkan seperti tengah menutup kemungkinan akan hilang nya kekhawatiran.
"Risa, sebelum nya maaf, Ibu tau kalau Risa itu anak yang pandai. Tapi Ris, nilai-nilai mu akhir-akhir ini membuat banyak orang cemas termasuk lembaga beasiswa sekolah kita. Mereka cemas jika beasiswa ini tidk tepat sasaran karna nilai-nilai mu yang jatuh," kata bu Guru pelan. Mimik muka dari ku pun berubah tegang, bulir-bulir kaca di mata ku mulai terpantulkan sinar matahari.
"Sekarang ibu tanya, Risa masih ingin melanjutkan sekolah dan mendapat beasiswa kan ?" tanya bu Guru dengan lembut kepadaku.
"Iya bu, Risa tidak ingin menambah pikiran orang tua Risa lagi. Biarlah uang yang mereka kumpulkan untuk adik-adik Risa, Risa tidak ingin merepotkan kedua orang tu Risa bu," Jawab ku hingga akhirnya pecahlah bulir-bulir kaca itu dan mengalir butir-butir air mata ku.
"Iya anak ku, tetapi ini sudahlah konsekuensi dari apa yang sudah terjadi. Jadi keputusan kami adalah.." lanjut bu Guru sambil ikut terharu dan merasa tidak enak dengan keadaan ku yang pucat.
"Sekolah akan memberikan mu sertifikat lulus ini, asal nanti di semester pertama ini kamu mampu mendapat nilai yang baik dan mengikuti ujian ulang pada ujian kelulusan ini, kamu paham Risa ?" tanya bu Guru dengan lembut.
"Iya bu, terima kasih" jawab ku disusul dengan pelukan hangat dari bu Guru itu lalu kemudian ia pamit dan meninggalkan ku yang saat itu tengah kebingungan. Kebingungan ini membuatku sesaat lupa bahwa ada sahabatku di sana. Terbesit sebuah pemikiran konyol ku tentang sahabat ku ini dan tidak sengaja pikiran itu pun keluar.
"Seandai nya kamu itu satu angkatan sama aku Nan, mesti kamu bisa ngajarin aku. Tapi kamu baru kelas 3 SMP ding. Aku bingung, jangankan untuk membayar orang mengajari ku, untuk makan apa besok aja aku dah bingung Nan," kata ku terkesan memaksakan diri tuk bercanda namun ternyata memang air mata ku ini tak bisa berhenti mengalir. Keheningan menyelimuti kami, Adnan tidak membalas candaan ku itu, ia hanya terdiam sampai kami terpisah. 
"assalamualaykum Adnan,"
"Wa Alaykum salam Risa," Kami saling berucap salam dan berpisah. Kesedihan ini dan reaksi yang dibuat oleh Adnan membuatku berpikir, "Kenapa ya dia hanya diam saja, apakah dia tidak memikirkanku ? Apakah ia tidak peduli ? Bahkan tadi dia tidak menghiburku," Pertanyaan-pertanyaan ku ini menjadi bunga-bungan hitam yang kubawa hingga tidurku.
"Ahh, Apakah aku mampu menantang sinar matahari esok dengan keadaanku saat ini ?"
~Bersambung~

Sabtu, 18 Juni 2011

Arti kata Pengorbanan ataukah korban ? (part one)

"Pokok nya kalo ada apa-apa kasih tau aja Nan, aku pasti bisa untuk membantu mu !" Kata seorang anak kecil dengan membusungkan dada nya kepada teman nya.
"Makasih ya Sa," jawab temannya sembari tangannya diraih oleh tangan temannya untuk membantunya berdiri dari sepeda yang ia naiki.
"Aku pasti membalas kebaikan mu Risa," kata Adnan dalam hati nya.
Kriiiiing ! Kriiiing ! Kriiiing !
Suara alarm dari HP ku membuyarkan mimpi itu.
"Astaghfirulloh, sekarang sudah jam setengah delapan !" Kataku dalam hati sambil berlari dan menuju kamar mandi. di sana aku hanya membasuh muka nya dan mengganti baju.
"Wah, pokok nya hari ini aku tidak boleh terlambat ! Hari ini begitu istimewa untuk sahabat ku Risa," kataku dalam hati. aku lalu segera mengeluarkan motornya dan tancap gas.
"Bismillah," aku berdoa dan terus mengendarai motorku.
Aku kini berdiri di depan pintu gerbang suatu sekolah. Sekolah ini memiliki SMP dan SMA. Bagi mereka yang dari SMP ingin melanjutkan ke SMA maka akan diberi kemudahan dalam masuk nya, tetapi jika tidak ingin masuk pun tidak apa-apa. Di sekolah ini Risa mendapat beasiswa karna keadaan ekonomi yang belum mampu tuk membiayai biaya pendidikan maka dari itu jika ia ingin melanjutkan SMA ya dia harus melanjutkan SMA di sekolah itu. Sekolah yang berisikan anak-anak yang kata orang memiliki masa depan. Sekolah yang banyak diidamkan-idamkan oleh banyak orang. Tetapi tidak dengan Risa.
"Wah, di sini aku ketinggalan banyak sekali pelajaran Nan. Tidak seperti waktu kita satu SD dulu aku bisa nomor satu terus, lha di sini jangankan nomor satu, dapat sepuluh besar aja dah seneng banget aku Nan,"
cerita Risa kepada ku
"Bahkan sepertinya aku bisa jadi tidak lulus SMP ni Nan, maka nya besok datang ya di pasca ujian dan pelepasan acara ku. Ok Nan ?" pinta nya pada ku, sahabat nya itu.
Adnan pun mengiyakan sehingga ia berada di sini, duduk dan mendengarkan hasil ujian.
satu persatu nama pun dipanggil. Anto, Aryo, banyak nama telah disebut, hingga sampailah pada nama Risa disebut.
"Risa Ayri dinyatakan.." kata wali kelas nya Risa, sempat terhenti karna harus menelan ludah nya. Walau hanya berhenti beberapa detik, namun mampu membuat jantung ku juga ikut berhenti.
"Lulus," Lanjut wali kelas nya tersebut. Aku mendengar hal itu pun bernafas lega karna apa yang ditakutkan Risa tidak terjadi.
"Alhamdulillah," kataku dan Risa seempak dalam hati masing-masing.
Prosesi acara itu pun berakhir. Risa bertemu dengan ku dengan perasaan yang sangat senang.
"Alhamdulillah ! Aku lulus !" Kata Risa sambil berlari ke arah ku, sahabat nya itu
"Iya Ris, selamat ya," kata ku dengan gaya toss jarak jauh, maklum kami bukan lah mahram.
Tiba-tiba ada suara dari kerumunan orang-orang yang menghadiri acara tersebut. Setelah dicari siapa yang memanggil, ternyata beliau adalah wali kelas nya Risa. wali kelas itu segera menghampiri kami berdua.
"Risa, sebelum nya maaf, Ibu tau kalau Risa itu anak yang pandai. Tapi Ris, nilai-nilai mu akhir-akhir ini membuat banyak orang cemas termasuk lembaga beasiswa sekolah kita. Mereka cemas jika beasiswa ini tidk tepat sasaran karna nilai-nilai mu yang jatuh," kata bu Guru pelan. Mimik muka dari Risa dan aku pun berubah tegang, terutama Risa, tampak bulir-bulir kaca di mata nya.
"Sekarang ibu tanya, Risa masih ingin melanjutkan sekolah dan mendapat beasiswa kan ?" tanya bu Guru dengan lembut.
"Iya bu, Risa tidak ingin menambah pikiran orang tua Risa lagi. Biarlah uang yang mereka kumpulkan untuk adik-adik Risa, Risa tidak ingin merepotkan kedua orang tu Risa bu," Jawab risa hingga pecahlah semua rasa tadi dan mengalir butir-butir air mata tersebut.
"Iya anak ku, tetapi ini sudahlah konsekuensi dari apa yang sudah terjadi. Jadi keputusan kami adalah.." lanjut bu Guru sambil ikut terharu juga melihat keadaan Risa ini. Aku pun ikut pucat dan bingung.
"Bagaimana ini, apa yang akan terjadi pada sahabatku ?"
~Bersambung~

Selasa, 07 Juni 2011

Sungguh betapa besar kasih nya..

Ini kisah saat Rosululloh sedang sakit keras. Tiba-tiba ada ucapan salam. “Boleh saya masuk?” lelaki itu bertanya. Namun Fatimah tidak mengizinkannya masuk ruangan. “Maaf, ayah saya sedang sakit, “kata Fatimah. Ia berbalik kembali dan menutup pintu. Nabi Muhammad saw. membuka matanya dan bertanya, “Siapa dia, putriku?” “Aku tidak tahu ayah. Ini pertama kali aku melihatnya,” kata Fatimah lembut. “Ketahuilah putriku, dia adalah orang yang menghapuskan kenikmatan sementara! Dialah yang menceraikan persahabatan di dunia. Dialah sang Malaikat Maut,” kata Rosulullah saw. Fatimah menahan genangan air matanya. Malaikat maut datang kepada Rosululloh, tetapi Rosululloh saw. bertanya mengapa Jibril tidak datang bersamanya. Kemudian Rosululloh saw. menatap putrinya dengan pandangan nanar, seolah-olah ia tak ingin kehilangan setiap bagian dari wajah putrinya. Kemudian, Jibril dipanggil. Jibril sebenarnya telah siap dia langit untuk menyambut ruh Rosululloh sang pemimpin Bumi. “Wahai Jibril, jelaskan kepadaku tentang hak- hakku di hadapan Alloh!”, Rosululloh saw. meminta dengan suara yang sangat lemah. “Pintu-pintu langit telah dibuka. Para malaikat sedang menunggu ruh Anda. Semua pintu Surga terbuka luas menunggu Anda” kata Jibril. Namun, kenyataannya, jawaban itu tidak membuat Rosululloh saw. lega. Matanya masih penuh kekhawatiran. “Anda tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril. “Ceritakan tentang nasib umatku di masa depan?” kata Rosululloh saw. “Jangan khawatir, wahai Rasulullah, saya mendengar Allah berkata:” Aku haramkan Surga untuk semua orang, sebelum umat Muhammad memasukinya, ” kata Jibril. Waktu bagi malaikat Izrail melakukan pekerjaannya semakin dekat dan dekat. Perlahan-lahan, ruh Rosululloh saw. dicabut. Tampak tubuh Rosululloh saw. bermandikan peluh, saraf lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit ini!” Rosululloh mengerang dengan perlahan. Fatimah memejamkan mata, Ali yang duduk di sampingnya tertunduk dalam dan Jibril pun memalingkan mukanya. “Apakah aku sedemikian menjijikkan sehingga engkau memalingkan muka wahai Jibril?” Rosululloh saw. bertanya. “Siapa yang bisa tahan melihat Kekasih Allah di ambang sakaratul mautnya?” kata Jibril. “Bukan untuk berlama-lama,” kemudian Rosululloh saw. mengerang karena sakit yang tak tertahankan. “Ya Allah betapa besar Sakaratul maut ini. Berikan kepadaku semua rasa sakit, tapi jangan untuk Umatku.” Tubuh Rosululloh saw. mendingin, kaki dan dadanya tidak bergerak lagi. Dengan berlinang air mata, bibirnya bergetar seakan ingin mengatkan sesuatu. Ali mendekatkan telinganya ke Rasulullah saw., “ Jagalah shalat dan jagalah orang-orang lemah di antara kamu. ” Di luar ruangan, ada tangisan, ada kegaduhan. Para sahabat saling berpelukan. Fatimah menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sekali lagi, Ali mendekatkan telinganya ke Rosululloh saw. dan dengan mulut yang telah membiru serta air mata berlinang, Rosululloh berucap lirih: “Ummatii , Ummatii, Ummatii…” “ Umatku, umatku, umatku…“
:')

Perempuan itu..

Ini saya buat karna terinspirasi suatu cerita
Percakapan seseorang dengan sahabatnya
X(laki2) dan Y(Perempuan)
Y:"Wah perang ki kita berarti ?"
X:"Kayak nya dah ketauan deh kalo perang siapa yang menang. haha"
Y:"Jangan remehkan perempuan bos !"
X:"Bukan bermaksud meremehkan, hanya tidak ingin melukai perempuan saja. haha"
Y:"Perempuan itu kuat lho!"
X:"Iya bener, dibalik badan yang terlihat terlihat tegap, pikiran cemerlang dan ribuan langkah nya pria yang menakjubkan atau bahkan mampu merubah dunia terdapat tulang belakang yang kuat menyangga nya. Siapakah ia ? Ia adalah Perempuan. Perempuan yang bahkan mampu membuat Sang raja menanggalkan mahkota nya" :)
Y:"Kamu menebak pikiran ku. Ya, dan dibalik laki-laki yang hebat ada wanita yang kuat. kayak promosi dibalik badan yang sehat ada jiwa yang kuat. hehe"
Sekedar cerita. Maaf jika ada yang tersinggung alias merasa jadi pemeran dalam cerita di atas :P
"Perempuan itu, ia mampu mengangkat buah hati nya bahkan sampai sang buah hati tlah meninggalkan nya
Perempuan itu, ia mampu menyimpan sejuta sakit dalam sebersit senyum tulus nya.
Perempuan itu, ia mampu berucap sejuta kata di saat yang lain terhening dalam bisu.
Perempuan itu, kamu, ibu, mbak ku, adik perempuan ku, teman perempuan ku dan kelak 
pendamping hidup ku. Kusambut kehebatan mu, yang katanya mampu menggetarkan hati ku ini hingga kan terukir kuat nama mu di sana"
:

Senin, 06 Juni 2011

Jalan mu bukan jalanku :)

Ada yang bilang ini kepada seseorang.
"Maaf, sekarang jalan kita telah berbeda..
Kamu menuju ke barat aku menuju ke timur..
Inilah titik itu, saat nya kita berpisah"
Tetapi sang kawan menghentikan langkah dari kawan nya itu dan berkata
"Tunggu kawan!
Ingatlah, walau kau ke timur dan aku ke barat.
Akan ada satu titik di mana kita nanti kan bertemu lagi.
Entah kapan waktu nya
Asal tujuan kita tetap sama maka saat itu pasti akan tiba
Hanya terus berharap lah agar sang Khaliq tidak menjemput kita
sebelum saat itu tiba"
:)

Minggu, 05 Juni 2011

Warna itu akhirnya bernama ?

Ya kawan ku.
Aku bukanlah orang yang luput dari warna itu.
Warna yang kalian beri nama "gagal".
Warna yang kerap kali terlihat gelap.
Warna yang menempel pada warna cerah kita yang lainnya.
Kawan.
Begitu sering aku merasakan sebuah kegagalan.
Ketika ku berkata-kata buruk.
Maka, Saat itulah aku telah gagal.
Aku telah gagal bersyukur pada NYA atas lidah yang telah ia berikan padaku.
Ketika ku menghirup udara segar tanpa mengingat DIA
Maka, saat itulah aku gagal.
Aku telah gagal dalam bersyukur atas kehidupan yang telah Ia berikan.
Lantas apakah semua hanya berakhir ?
Berakhir sebagai Luthfi yang tak tahu bagaimana cara IA bersyukur ?
Tidak kawan.
Kegagalan ini kurasa agar ku tahu.
Betapa pahit nya ia ku rasa.
Ketika lidah salah ucap dan menyakiti saudaraku yang lain.
Ketika hidup tak bermanfaat bagi orang lain.
Aku telah tahu rasa itu kawan.
Dan saksikanlah !
Betapa setelah ku tahu pahit itu.
Aku lebih dapat menikmati Keberhasilan.
Betapa nikmatnya lidah ini ketika ia berkata benar.
Betapa nikmatnya hidup ini ketika ia mampu bermanfaat bagi orang lain.
Ya, betapa kegagalan itu datang bukan sebagai warna gelap.
Namun ia justru memperjelas warna cerah.
Agar kita mampu lebih melihat dengan jelas.
Laksana kacamata bagi mata yang telah kabur.
Agar aksi dan perbuatan dapat lebih terarah dan tak mengulangi kegagalan yang telah ia perbuat.
Sekali lagi.
Kalian sebut itu kegagalan ataupun keberhasilan.
Semua tergantung pada "kacamata" kita dan seberapa hebat raga kita beraksi akannya.
"Suatu hal yang gagal ya itu namanya Gagal, tapi itu akan menjadi sepenuh nya gagal apabila kita hanya mampu tuk menyesali nya tanpa mengambil pelajaran sama sekali. Bukankah pahitnya kegagalan tercipta agar nantinya kita mampu merasakan betapa nikmatnya sebuah keberhasilan ? Semua tergantung dari kacamata apa kita melihatnya dan sehebat apa raga bereaksi akan nya"

Rabu, 01 Juni 2011

Narsis ! *GEJE POLL