Aku punya cerita nih..
pingin tak share.. sekedar cerita tuk di renungkan.. :)
Teringat kala gempa melanda beberapa taun yang lalu..
Puluhan, ratusan, bahkan ribuan jiwa mengalami kerugian..
Begitu juga dengan bantuan yang datang..
puluhan, ratusan bahkan ribuan bantuan yang datang bergantian..
Bak rintik-rintik hujan yang enggan tuk mereda..
Di kampung itu.. kampung yang sedang terluka..
Di adakanlah sebuah acara.. sekedar untuk pembalut luka..
Acara itu adalah serah terima, yang diadakan oleh orang kaya dari jakarta..
Seorang anggota dewan yang terhormat..
Beliau memberikan sumbangan berupa perbaikan sekolah dan rumah
serta pemenuhan sembilan bahan pokok atau yang sering kita sebut sembako..
Saat itu, perangkat desa mengatakan saat penyerahan secara simbolis sumbangan tersebut..
"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya,
kepada bapak dewan yang telah berkenan membantu desa kami"
Hening.. Sunyi..
semua terdiam dalam senyum, haru maupun senang..
namun, seorang gadi kecil, yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar bertanya kepada siapapun yang sanggup mendengarnya..
"Wah, terima kasih untuk Tuhan apakah sudah tidak tersisa lagi ?"
Pertanyaan polos nan jujur itu membuat suasana bertambah hening..
kaget, bingung semua berangsur-angsur berubah menjadi malu akan pertanyaan dari adek kecil ini..
Sontak, di tiap sudut desa pun terdengar sayup-sayup lafadz Hamdalah..
Sebagai rasa syukur mereka terhadap Alloh..
Alhamdulillah.. :)
Ya, apakah rasa terima kasih kita kepada Alloh, hanya sekedar sisa-sisa, karna rasa terima kasih kita terhadap makhlukNya ?
Sekarang silahkan tertawa !
Karna ini hanyalah pertanyaan gadis cilik yang menggelitik..
Menggelitik diriku..
menggelitik organ dalam tubuhku..
termasuk hatiku.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar