Kebaikan itu selalu INDAH

Kebaikan itu selalu INDAH
Teladan, tempatku kini dan apa yang kan kuperbuat nanti.. Walau menurutku apa yang kan terjadi itu semua masih misteri tapi tak kan pernah menyurutkan semangatku untuk berusaha yang sebaik mungkin.. Dan Atas ijinNYA, aku yakin bahwa Alloh memiliki rencana yang jauh lebih INDAH daripada apa yang aku, makhlukNYA rencanakan.. Bismillah, Dengan menyebut nama ALLOH, kulangkahkan kaki ini, agar aku tak kan hanya berdiam diri :)

Kamis, 01 Juli 2010

Jihad = Teroris Benarkah ????

Bum... Bunyi sebuah bom yang meledak di sebuah hotel yang bernama Ritz Carlthon disusul dengan satu lagi bunyi bom meledak di Hotel J.W Marriot. Tiba-tiba suasana pagi itu yang cerah berubah menjadi mencekam. Apa yang sebenarnya yang terjadi? Mengapa ada bom yang meledak di bumi pertiwi kita yang tercinta ini? Berpikirkah si pengebom berapa orang yang telah dia bunuh baik yang bersalah maupun yang tak bersalah? Apa tujuanmu, hai Pengebom?
 Sambil kita memikirkan dan merenungkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, saya akan menjelaskan pengertian dari kata Teroris dan Jihad. Teroris sendiri diambil dari kata terror, jadi teroris adalah aksi seseorang atau sekelompok orang yang menebar ketakutan untuk kepentingan pribadi. Sedangkan jihad berasal dari kata JaHaDu yang artinya bersungguh-sungguh, jadi Jihad adalah tindakan yang membuktikan bahwa kita bersungguh-sungguh dalam menjalani agama Islam ini. Setelah saya memberitahukan apa itu Teroris dan Jihad, saya akan mengenalkan mengenai tema yang akan saya bawa. Tema ini adalah tentang Pandangan saya mengenai Teroris, apakah sama dengan Jihad. Tema ini saya angkat berawal dari keprihatinan. Melihat begitu mudahnya seseorang atau sekelompok orang menebar teror kepada orang lain dengan alasan ibadah ataupun jihad.
            Kenyataan yang saya temui akhir-akhir ini, Indonesia tengah dilanda ketakutan akan terror bom. Bayangkan, hotel-hotel berbintang lima yang umumnya memiliki sistem penjagaan yang ketat ternyata masih dapat ditembus. Masya Alloh. Banyaknya orang yang berpikiran bahwa hal ini benar. Sadarkah mereka siapa saja yang telah ia lukai atau bahkan dia bunuh. Apakah mereka tidak pernah membayangkan apabila anggota keluarganya atau bahkan ibu atau bapaknya yang ikut menjadi korban dalam tragedi itu. Apakah mereka tak pernah membayangkan bagaimana jika di dalam gedung itu terdapat seorang ayah yang sedang ditunggu kepulangannya oleh sang anak karena ingin bermain bersama, namun ternyata sang ayah pulang tanpa nyawa hanya raga atau bahkan raganyapun tidak sempurna lagi. Pernahkah mereka berpikir sampai sana?
            Jelas Teroris atau menebar teror bukanlah ajaran Rosullulloh seperti yang mereka gembor-gemborkan dengan istilah jihad. Mereka adalah orang yang bersembunyi di belakang kata-kata itu hanya untuk menutupi sikap pengecut yang mereka miliki. Mereka seolah-olah menganggap apa yang mereka lakukan itu untuk kemashlahatan umat dan untuk kepentinagn orang banyak. Sungguh betapa kurang tahunya mereka akan apa yang telah mereka berbuat.
            Lalu apa yang harus kita lakukan. Kita ini adalah murid-murid SMA yang menurut hasil survey, bahwa anak SMA adalah masa-masa menentukan jati diri dan biasanya masih mudah terpengaruh oleh paham-paham yang mereka pikir menarik. Maka dari itu boleh kita memiliki banyak kegiatan tetapi sebisa mungkin kita mampu memilah dan memilih kegiatan apa yang kita ikuti tersebut. Cara kita membentengi diri adalah dengan terus belajar mengenai kegiatan apa Sich yang ingin kita ikuti. Abis itu konsultasiin dengan yang lebih berilmu dari kita. Minta pendapatnya meskipun pendapatnya tidak mutlak tetapi gunakanlah sebagai refrensi. Hal-hal semacam ini perlu agar kita nantinya tidak terjerumus masuk dalam pemikiran yang menyimpang seperti halnya organisasi teroris ini. Mereka mengancam agar orang lain mengikuti agama mereka dan kemauan mereka padahal Alloh sudah jelas-jelas mengatakan dalam firmannya ” Tidak ada paksaan dalam Islam” yang ditafsir oleh beberapa ulama kurang lebih mengatakan bahwasanya dalam Islam tidak ada memaksa seseorang untuk memeluknya kecuali masih hubungan darah yang dekat, tetapi umat Islam wajib berdakwah memperkenalkan apa itu Islam kepada mereka tetapi urusan hidayah apakah akan mereka daptkan atau tidak itu adalah urusan Alloh. Maka dari itu teman-teman jangan langsung percaya tapi teliti terlebih dahulu. Jangan sampai nanti kita menyesal di akhir dan sudah terlanjur masuk terlalu dalam. Pokoknya pandai-pandai dalam memilih dech.
            Memang seharusnya, semua ini adalah tugas dari kita semua bahwasanya kita berdakwah kepada orang-orang menurut tuntunan Rosullulloh dan apa yang kita sampaikan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh Rosullulloh. Jangan sekali-kali membuat hal-hal yang baru, karna hal-hal yang baru adalah bid’ah. Dan bid’ah adalah sesat, dan sesat tempatnya di neraka. Naudzubillahi min dzalik. Berhati-hatilah apabila teman-teman menemui ajaran yang ajaran itu menyeleweng atau tidak berpegang teguh pada Al quran dan As Sunah, maka jelas hal itu langsung dengan tegas kita katakan TIDAK!!! Kita harus berani mengatakan hal itu karna kita yakin bahwa kita benar dan kita yakin bahwa hal itu yang terbaik buat kita.
            Jadi kesimpulannya adalah Teroris atau menebar aksi teror bukanlah hal yang diperintahkan oleh Alloh dan Rosulnya tetapi itu hanyalah salah konsep dalam hal ingin menegakkan ajaran Islam di muka Bumi ini. Karna Rosullulloh pun mencontohkan kepada kita tentang sikapnya yang tidak kasar terhadap orang yang berbeda agama karna orang yang belum masuk Islam rata-rata adalah orang yang tidak tahu mengenai Islam. Karna apabila seseorang yang berakal, ketika mengetahui bagaimana ajaran Islam sebenarnya pasti dia tanpa berpikir dua kali akan langsung mengucapkan kalimat syahadat dan memeluk agama Islam.
            Semoga sedikit yang saya tulis ini mampu menjadi bahan refrensi dan renungan bagi kita semua dan seperti kata pepatah bahwa tak ada gading yang tak retak dan bahwa kesempurnaan adalah milik Alloh, maka dari itu saya minta sarannya dan mohon maaf bila ada kesalahan. Jazakumulloh Khoiron. (tulisan ini saya buat saat seleksi penerimaan Pengurus Oemat Harian ROHIS Al Uswah)

My Story part 4

Tak lama setelah itu, hasil rekapitulasi nilaipun kluar. Tak tahan tuk memendam tanya, akupun melihat hasil rekap itu. Terdiam, bisu, tak ada kata yang sanggup terucap, trasa raga tak ada lagi di badan. Tertulis dengan jelas. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA  pletonku mendapat PERINGKAT 16. Sedih, kecewa, tak tertahan lagi. Semua terasa begitu menyakitkan bagiku atau mungkin bagi kami. (Mohon maaf kepada bapak ibu kami kalau memang kami belum bisa memberi semaksimal mungkin).
Keesokan harinya, kamipun masuk sekolah dan pada saat itu yang bertugas menajdi petugas upacara adalah angkatan kami. Acarapun selese dengan diakhiri oleh pengumuman-pengumuman kejuaraan. Ssat latiahnpun dimulai. Kami dikumpulkan dan diajak berbicara. Dengan rasa kecewa dan sedih yang masih menempel di dada. Tapi ternyata bagai air yang menyejukkan jiwa, rasa itu sdikit sirna dengan perkataan mas Jundi. ”Ayo deq, tetep semangad. Meski kemaren hasilnya kurang memuaskan naumun bagiku, atau mungkin bagi kami, kalian adalah pleton yang terbaek kok.. ” dngan snyum mas Jundi itu seakan penyesalan itupun berubah menjadi semngad dan kami kan terus berjuang tuk dapat lebih baek lagi.. J
Mungkin itulah sedikit kisah yang ku dapatkan dari keluargaku, keluar Tonti Teladan. Yang mungkin masih banyak sekali kisah yang meski seluruh lautan ku jadikan tinta, dan seluruh kayu kujadikan kertasnya, itu semua belum cukup tuk mengisahkan kisah kita yang mungkin tak mampu kutulis semua namun ku akan terus mengingatnya meski lautan tlah jadi tinta dan kayu tlah jadi kertas. Thanx 4 everything u gave to me .. J
Tonti Teladan!!! Teladan JAYAMAHE!!!

My Story part 3

Nah, setelah itupun kami mengikuti PPI kota dan alhamdulillah kami mendapatkan Juara Umum untuk Tonti Teladan. Senangnya kami, namun ada sedikit rasa was-was bahwa kelak kejadian saat LBB itu akan terulang dan kami semakin digerogoti oleh rasa ”Lebih”. Untuk itulahg kami selalu ditempa mental baik oleh pak Singgih maupun bapak ibu kami. Hingga pak Singgihpun membuat ujian yang ketiga yaitu kami harus berkunjung ke rumah bapak atau ibu kami. Nah, akhirnya ditentukanlah kelompok dan dimana kami akan berkunjung. Aku satu kelompok dengan Hanif an Edo dan mendapatkan tempat di tempatnya Mbak Alifah. Hmm.. karna aku secara pribadi belum mengenal Mbak Alifah seperti apa, makanya sempet agak deg-degan juga sich. Dan akhirnya kamipun berkunjung ke tempatnya mbak Alifah (ya semepet nyasar-nyasar juga sich tapi nyampe kok.. he3.. ), dan sampai di sana kami disambut dengan salam hangat dari mbak Alifah dan itupun sudah menjadi bagai siraman air dalam kobaran api deg-deganku (weleh-weleh bahasane.. he3.. ) kamipun berbincang-bincang dan tak sadar waktupun telah menunjukkan pukul 20.00. mbak Alifahpun bertanya kepada kami kok nggak pulang, dan kamipun menjawab ya nggak papa kok mbak. Dan mbak Alifahpun memberikan sinyal-sinyal bahwa kami harus segera pulang (wkwkwkwkw.. :D). Ok dech kami pamit, dan ternyata kami mendapat bingkisan berupa jas pinjaman yang harus kami berikan kepada teman kami yang nantinya ini adalah ujian kami selanjutnya.
Esok harinya Pleton yang putri dipanggil oleh pak Singgih dan kami nggak ta apa sich yang dibicarakan mereka. Baru setelah itu keesokan harinya kami dipanggil dan diberi tahu bahwa kami ini kurang teliti. Bahwa kemaren itu jas yang milik teman kami itu telah dimanipulasi (ya something like that lah.. he3.. ), dan kami tidak perhatian sehingga dalam ujian inipun kami kembali gagal. Dan di ujian itu kami diberitahukan bahwa akan ada 1 ujian lagi yang menyusul, entah kapan datangnya.
Nah beberapa hari setelah itu, kami bersiap tuk mengikuti PPI Propinsi. Ya, lomba yang menjadi tolak ukur latihan kami selama ini. Pagi hari kami telah semangat tuk mengikuti perlombaan ini. Pagi kurang lebih jam 9an aq dan teman-teman telah tiba di tempat PPI Propinsi yaitu balai Kota. Kami sampai di sana ternyata masih anak-anak SMP yang tengah berlomba. Kami menunggu hingga tiba giliran kakak kelas kami yaitu Tonti Teladn 2011 baik yang putra maupun yang putri, kamipun ikut menyaksikan mereka dan menyemangati mereka dengan doa. Dan akhirnya tiba saat kami tuk maju. Dengan berbagai rasa menjadi satu, kamipun maju baik pleton putra maupun pleton putri. Pos 1 tlah kami lewati, begitu pula pos 2, dan pos 3 serta pos 4. fiuh ada kelegaan dari wajah kami namun dibalik wajah itu masih ada banyak ketegangan. Setelah itu masih ada bapak ibu kami yang maju tuk ikut lomba juga. Setelah seluruh peserta tlah selese, tinggalah kami menunggu hasil. Deg-degan jelas. Tapi kamipun tetap berdoa kepada Alloh agar diberikan yang terbaek.
Pengumuman pun dimulai, diawali dengan upacara dan selanjutnya pengumuman mulai dari yang SMP dulu. Nah tibalah dibacakan pengumuman kejuaraan buat tingkat SMA atau yang sederajat. Mulai dari yang putri. Alhamdulillah pleton putri ada yang masuk menajdi peringkat 5 meski ada tanda tanya peringkat berapa pleton kakak kelasku atau pleton ibuku. Nah tiba saatnya pembacaan hasil lomba bagi yang putra, mulai dari harapan 3, harapan 2 yang alhamdulillah diperoleh oleh bapak kami, lalu harapan 1, peringkat 3, peringkat 2, dan peringkat1. Deg, tiba-tiba ada rasa yang menusuk di dalam hati ini. Satu pertanyaan muncul, mana pleton kami ??? peringkat brapa kami ??? sedih ??? iya!!! Kecewa ??? iya!! Namun, apa daya kami, palu telah diketuk, keputusan tlah jatuh, dan keputusan itu adalah pletonku pulang dengan tangan hampa. To be continued

My Story part 2

Beberapa hari setelah itu, saat aku, ikhsan dan ahmad tengah mengikuti kegiatan pemerintah yaitu sego segawe, tepat sore hari sebelum acara itu, saya di SMS oleh mas Jundi yang berisi kurang lebih bahwa Tonti masih membuka kesempatan buatku tuk dapat bergabung lagi. Wah, akhirnya akupun meminta waktu kepada mas Jundi besok pagi. Lha pada waktu itu, saya tengah mengendarai sepeda saya dan terdengarlah lagu raja yang pelangi, tanda tanda sms masuk di hp saya. Sayapun membaca. Dari mas Jundi. Dek bagaimana apakah kamu jadi ikut Tonti ? Kurang lebih itulah yang tertulis di hpku. Hmm... jari jemarikupun menulis jawabannya yang kemaren malem telah aku pikirkan dan aku diskusikan kepada orang tuaku.
            Keesokan harinya, pagi hari saat ingin masuk matrikulasi (wah jam k 0 masih ngantuk banget sich), di sudut mading iseng-iseng aku mebaca tempelan yang ad di situ. DCT Tonti Teladan 2012 dan aku lihat dari kelasku, dan terkejutlah aku karna ternyata ada namaku. ”Ha ?? kemaren itu aku menjawab akan saya coba dlu mz dan ternyata sudah jadi calon tetap nich!” Hmm.. perasaanku campur aduk antara bingung, seneng ma laen-laen dech salah satunya adalah takut karna aku bisa menjadi bagian dari ini tanpa mengikuti tes tertulis maupun tes wawancara. Tapi ketakutan itu sebagian mulai berkurang dengan pemberian semangat dari temen-temenku dan ada adhi juga yang sama nasibnya sepertiku (Thanx ya.. J).
            Akhirnya latihan-latihanpun aku jalani. Wah beratnya. Itulah yang aku rasaan saat awal-awal. Tak terasa, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari dam minggu demi minggu kami lalui (hahaha.. maaph agak lebay dan kayaknya mau bantu buat menuh-menuhin halaman dech.. he3.. ). Tak terasa ternyata keakraban di antara kami sudah menguat meski belum terlalu erat. Hingga ternyata Pak Singgih memiliki ujian buah dari ide-ide beliau yang cemerlang (ckckckc.. kagum aku sama pak Singgih). Ujian pertama yang kami lalui adalah kami diuji apakah kami ini seperti robot yang selalu patuh saja tanpa memiliki pemikiran dan pendapat sendiri. Yaitu pada waktu LBB SMA N 5. ya di situ kami diberi mandat oleh Pak Singgih agar seluruh anggota kami masuk semua menjadi satu pleton dan sesaat sebelum lomba ternyata hanya 30 orang saja yang bsa masuk 1 pleton sehingga menyisakan cadangan. Dan kamipun gagal dalam ujian ini karna tidak mau mematuhi perintah pak Singgih tapi ini semua karna kami yakin 100 % atau bahkan 1000 % (weleh2.. ) bahwa apapun yang diminta oleh kakak-kakak kami itupun karna ingin yang terbaik buat kami.
Dan alhamdulillah kami saat itu pleton yang putra mendapatkan peringkat 3. tapi ternyata itulah ujian kami selanjutnya. Dimna ternyata rasa ”lebih” menggerogoti kami. Rasa ”lebih” dari yang laen, rasa ”lebih” dari teman-teman kami. Ya itulah yang menjadi ujian kami selanjutnya. Memang lidah tak bertulang sehingga mudah sekali dia kan bergerak. Mungkin itulah kata-kata yang cocok sangat ternyata salah satu atau bahkan beberapa dari temanku ada yang berkata-kata dan itu membuat kami pecah menjadi 2 kubu, yaitu putra dan putri. Akhirnya di situlah puncaknya hingga kami harus membuat prasetya dan di situlah kami benar-benar diuji. Tapi seperti kata pepatah lama, tak ada sesuatu yang tak bisa diambil hikmah dan sisi baiknya, bahkan daun yang rontokpun dapat diambil hikmah mengenai ktegaran sang pohon yang tetep berdiri tegap walau salah satu anggota tubuhnya ada yang hilang. Ok kembali ke jalan yang lurus (hehehe.. kayak bu Cut), nah akhirnya kami pun mendapatkan pelajaran dan hikmah dech dan hubungan kami makin akrab. To be Continued

My Story part 1

Kisahku ini bermula dari pertama ku menginjakkan langkahku di sekolah baruku. Di sekolah yang mungkin dulu hanya kuketahui namanya saja. Sekolah yang dulu hanya bisa kudamba-dambakan saja. Tetapi kini, kuberdiri di sini, bukan tuk mengikuti Test Uji Coba (TUC), ataupun mengikuti berbagai lomba, namun ku disini karna disinilah sekarang ku menuntut ilmu. Ya SMA Negeri 1 Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan Teladan.
            Hari pertamaku di sekolah, aku disodori dengan berbagai kegiatan yang berguna untuk memperkenalkan sekolah ini kepada kami yang masih ”baru” menjadi anggota di keluarga besar ini. Bermula dari masa itu dan pada saat Gladi Vidya Teladan (GVT) lah kisah-kisahku yang tak kan terlupa bermula. Eits, tapi ga’ semua sich. Yang ada hubungannya dengan keluarga baruku di sini. Ha ??? mang siapa keluarga baruku ??? mau tau ??? baca sampai akhir dunk.. he3... :P
            OK... Wah pada saat Gladi Vidya Teladan adalah masa-masa yang membuat seluruh kemampuan fisik dan non fisikku terkuras. Setelah belajar, kami diadakan acara-acara khusus dan tugas-tugasnya yang menyita banyak waktu kami terutama waktu tidur (Pernah ga’ tidur 2 hari + sakit ampe panas 400 juga). Nah dan ada satu lagi yang benar-benar menguras tenaga kami. Kami mengikuti latihan baris berbaris. Panas, capek, dah gitu dibentak-bentak lagi. Wah wah..
            Pada saat malam eksplanasi, kami disuguhkan berbagai macam ekstrakulikuler yang ada di SMA Negri 1 Yogyakarta ini, dan memang saya dulu basicnya PMR, jadi pengen banget sich gabung di TJRC (Teladan Junior Red Crescent) dan ada 1 lagi ekstrakulikuler yang menarik mata dan minatku. Ya, barisan rapi nan cantik serta tegas dipamerkan dihadapan kami lengkap dengan pakaian komplit. Kuamati barisan orang-orang itu yang tengah asyik membuat formasi. Wow bagusnya, ingin aku kelak dapat masuk ke dalam barisan itu. Hingga kuputuskan bahwa besok aku kan mengikuti 2 kegiatan ekstra kulikuler, yaitu TJRC dan yang seperti orang yang bebaris itu.
            Hari demi haripun kulalui sebagaimana siswa dengan aktivitas belajarnya. Hingga pada suatu hari kulihat beberapa orang tengah sibuk menempel tulisan di dinding. Tulisan itu bertuliskan ”Open Recruitment” dan ternyata telah banyak yang menempelkan tulisan-tulisan itu. Akhirnya di antara sekian banyak tulisan itu, akupun tertarik tuk mencoba mendaftar di beberapa ekstra dan organisasi di sini. Yaitu MPK, POH, TJRC, dan satunya adalah baris-berbaris itu yang aku tahu di sini bernama Tonti Teladan.
            Setelah mengisi formulir, akhirnya saya menyerahkan kembali formulir itu kepada tempat yang membuka kesempatan itu. Tiba-tiba tak lama setelah saat itu, saya selaku perwakilan kelas dipanggil guna ada pertemuan seluruh perwakilan kelas dengan wakasek kesiswaan yang sudah tidak asing lagi dan tiada duanya ( hahaha.. lebay dikit nich) beliau adalah Pak Singgih. Beliau mengatakan sesuatu yang membuatku ragu akan apa yang sedang kuperbuat. ”Pokoknya besok itu, bilangin ke teman-temanmu kalo ikud ekstra atau yang diini di sebut Sienom, milih satu aja nggak usah banyak-banyak!”. Ya kurang lebih itulah yang beliau sampaikan kepada kami. Akhirnya kuberpikir ulang, mana yang harus aku lepas padahal aku sama sekali tak ingin melepas itu semua. Akhirnya setelah ku berpikir, aku berkonsultasi dengan bapakku antara 2 pilihan itu. Dan ternyata kalau masalah ekstrakulikuler itu aku dilarang buat ikut Tonti. Wah betapa kecewanya aku saat itu karna tidak bisa menjadi salah satu orang dalam barisan itu. Akhirnya, akupun mengundurkan diri dan membuang jauh-jauh keinginan itu. To Be continued

MPK Dalam Mataku dan Dalam Anganku

”Aku ingin mbog Kantin sekolah kita tu diperluas dan juga lebih dibagusin lagi, masak ad wastafel yang bocor,” kata salah seorang siswa kepada salah seorang temannya yang mendapatkan amanah menjadi anggota MPK (Majelis Perwakilan Kelas). ”Hmm.. baiklah, Insya Alloh akan disampaikan kepada pihak sekolah ataupun yang bersangkutan. Terima kasih ya atas aspirasinya,” jawab anggota MPK itu.
            Ya dialog di atas adalah sedikit ilustrasi yang akan menggambarkan mungkin hampir semua pendapat saya nanti. Ya Majelis Perwakilan Kelas yang satu ini memang organisasi yang unik. Dimana dia bertugas menjadi mediator antar siswa dengan siswa dan juga siswa dengan sekolah. MPK yang terdapat di setiap kelas yang diharapkan mampu menyaring seluruh aspirasi ataupun keinginan siswa dalam kelasnya hingga menjadikan Teladan seperti sekolah yang diinginkan oleh Siswa. Sekarang saya akan mencoba untuk beropini mengenai MPK dalam mataku dan juga MPK dalam anganku. Insya Alloh bermanfaat dan berguna untuk ke depannya.
            Sama halnya dengan dialog pada paragraf pertama, saat ini saya melihat MPK berfungsi sebagai penampung aspirasi. Banyak aspirasi yang memang sudah tersaring kepada MPK. Mulai dari masalah infrastrukrur, saran prasarana, kurikulum, moving class dan masih banyak lagi permasalahan siswa mengenai moral yang semakin menurun di SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta ini. Namun, yang masih menjadi pertanyaan saya, apakah guna mereka memberikan aspirasinya kepada MPK ini ? Toh sepertinya aspirasi saat ini hanya dipandang aspirasi saja, tetapi terkadang tidak didengar oleh pihak sekolah. Sudah berapa lama, kami (siswa) meminta agar kantin yang sempit itu diperlebar ? Sudah berapa lama kami meminta moving class yang efektif ? Sudah berapa lama kami menyuarakan aspirasi kami mengenai guru-guru yang mengajarnya kurang efektif ? Sudah berapa lama kami hanya menunggu dan menunggu tanpa ada kepastian yang jelas ? Inilah yang kami pertanyakan. Pada siapa kami harus bertanya ? Pada MPK ? Rasanya tidak, toh mereka juga hanya menyalurkan aspirasi kita. Pada sekolah, buat apa ada MPK kalo kita lapor ke sekolah, terus ntar hasilnya toh juga tidak digubris hanya sekedar angin semilir aja yang lewat pada lubang telinga. Lalu kalau seperti itu, apa yang harus kami perbuat. Alhamdulillah, MPK sudah memiliki alat-alat penyalur aspirasi seperti SenaNews, SenAspirasi dan juga acara Sarasehan. Dan itu sudah bagus menurut saya, namun tetap saja pihak sekolah acuh tak acuh akan itu semua. Tapi mungkin, tidak semua sekolah acuh tak acuh, terbukti dengan merespon masalah keamanan sekolah menyediakan CCTV. Dengan merespon masalah parkir, sekolah menonaktifkan kantin dekat parkiran dan mengubahnya menjadi halaman parkir. Ya memang sudah cukup berjalan sih dan saya harapkan ini semua mampu bertahan dan meningkat lagi. Ya dan lagi, dalam pandangan saya saat ini, MPK yang memiliki tugas ”sampingan” sebagai penegak peraturan yang telah dibuat juga oleh MPK sudah lumayan tapi sangat perlu ditingkatkan. MPK masih cenderung mengandalkan razia untuk saling mengingatkan dalam ketertiban. Apakah aku perlu menyebutkan contohnya ? Baiklah, aku kan menyebutkan contoh-contohnya. Contoh yang mungkin terlihat jelas adalah masalah pakaian. Sesuai dengan tata tertib siswa, pakaian pada hari Senin sampai Sabtu sudah ditentukan. Senin dan Selasa lengan panjang dengan badge merah putih. Hari Rabu dan Kamis lengan pendek. Pada hari Jumta menggunakan batik lengan panjang atau seminimal-minimalnya melebihi dibawah siku. Semua telah terpampang jelas di tata tertib siswa. Sekarang, kita buka mata di sekeliling kita. Hari Senin alhamdulillah sudah tertib. Hari Selasa ad beberapa yang menggunakan lengan pendek. Lalu apa yang kita perbuat. Kita beri option. A. Diam aja toh bukan urusanku. B. Diam aja toh kalo dikasih tahu sekrang tidak ada gunanya, emangnya dia nanti langsung ganti baju po ? C. Lapor ma orang lain. D. Tiba-tiba marah-marah dan menyuruhnya agar menggunakan seragm sesuai peraturan sekolah E. Datangin tuh siswa dan kita buka bajunya suruh ganti seragam yang bener dan disuruh pulang.
            Hayo! Pilih mana dari semua option yang tertera di atas. Kalau MPK masih memilih salah satu option di atas, saya mempertanyakan tugas “sampingan” MPK itu. Dan alhamdulillah menurut pandangan saya sudah ada anggota MPK yang saling nasehat-menasehati atau bahkan ada juga yang anggota MPK melanggar dan dinasehati oleh siswa. Subhanalloh. Hebat kan ? Introspeksi diri masing-masing yuk!
            Ok deh. Itu dari mata saya yang mungkin terbatas tuk melihat semua aktifitas MPK. Namun aku yakin anganku tak kan terbatas tuk tak henti-hentinya berharap MPK kan menjadi lebih baik lagi. Memang tak ada gading yang tak retak, namun ingat bahwa sebagai manusia kita memiliki akal tuk dapat introspeksi diri dari apa yang sudah terjadi agar yang kurang baik dapat ditinggalkan dan yang sudah baik dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Simple saja jika aku ditanya apa sih mau mu mengenai MPK. Jawabanku adalah Mampu Menjadi Perwakilan Kelas yang Sebenar-benarnya Wakil Dari Kelas.Untuk itulah aku katakan, menjadi mediator antar siswa dengan siswa, siswa dengan organisasi, siswa dengan pihak sekolah, organisasi dengan organisasi dan organisasi dengan sekolah adalah ”Fungsi dan Tugas UTAMA”  MPK OBTB SMA N 1 Teladan Yogyakarta ini. Sedangkan menjadi penegak kedisiplinan adalah fungsi dan tugas ”sampingan” dari MPK yang tetap tak boleh diabaikan. Saya hanya berpesan agar MPK tidak melupakan wadah awal mengapa dia dibuat tapi tetap jangan terpaku atas wadah itu karna sebagus apapun wadahnya, tetap isinyalah yang menentukan kualitas. Memang wadah kita adalah sebagai mediator namun jangan berhenti sampai di situ bahwa jalan untuk saling nasehat menasehati terbuka lebar untuk kita, para siswa yang diamanahi tuk menjadi anggota MPK. Terakhir saya ucapkan selamat berjuang untuk kita semua tuk mewujudkan dan menjadikan kita mampu menjadi The Real Teladannya Teladan.

Jingle PTB WDP XXV

Jingle PTB
“PTB Selalu di Hati”
Do = G                                                                                                                4/4
Media Informasi PTB                                                                                          110


Intro : D
D                           F#m
Hey kawan mari satukan cita
D                                   A
Rintangi sgala angkuh di jiwa
D                           F#m
Berbagi crita cinta bahagia
G                        A               D
Di perkemahan teladan bakti
Reff:
G                     A
We Living Together as one
G                      A
To make friends and memories
G               A
S   M   A 1 Teladan
G            A         D
PTB slalu di hati
Rap:
G              A         D                   A
Satukan kata buktikan peduli kita
G              A         D                   A
Bhakti sesama ekspresi keteladanan
G              A         D                   A
Jadikan sbagai moment tak terlupakan
G              A         D                   A
We are living together as one
F#m               D                 A
We Living Together as one
D                    F#m
To make friends and memories
G        A           D
PTB slalu di hati
D                           F#m
Hey kawan mari satukan cita
D                                   A
Rintangi sgala angkuh di jiwa
D                           F#m
Berbagi crita cinta bahagia
G                        A               D
Di perkemahan teladan bakti