Kebaikan itu selalu INDAH

Kebaikan itu selalu INDAH
Teladan, tempatku kini dan apa yang kan kuperbuat nanti.. Walau menurutku apa yang kan terjadi itu semua masih misteri tapi tak kan pernah menyurutkan semangatku untuk berusaha yang sebaik mungkin.. Dan Atas ijinNYA, aku yakin bahwa Alloh memiliki rencana yang jauh lebih INDAH daripada apa yang aku, makhlukNYA rencanakan.. Bismillah, Dengan menyebut nama ALLOH, kulangkahkan kaki ini, agar aku tak kan hanya berdiam diri :)

Kamis, 01 Juli 2010

MPK Dalam Mataku dan Dalam Anganku

”Aku ingin mbog Kantin sekolah kita tu diperluas dan juga lebih dibagusin lagi, masak ad wastafel yang bocor,” kata salah seorang siswa kepada salah seorang temannya yang mendapatkan amanah menjadi anggota MPK (Majelis Perwakilan Kelas). ”Hmm.. baiklah, Insya Alloh akan disampaikan kepada pihak sekolah ataupun yang bersangkutan. Terima kasih ya atas aspirasinya,” jawab anggota MPK itu.
            Ya dialog di atas adalah sedikit ilustrasi yang akan menggambarkan mungkin hampir semua pendapat saya nanti. Ya Majelis Perwakilan Kelas yang satu ini memang organisasi yang unik. Dimana dia bertugas menjadi mediator antar siswa dengan siswa dan juga siswa dengan sekolah. MPK yang terdapat di setiap kelas yang diharapkan mampu menyaring seluruh aspirasi ataupun keinginan siswa dalam kelasnya hingga menjadikan Teladan seperti sekolah yang diinginkan oleh Siswa. Sekarang saya akan mencoba untuk beropini mengenai MPK dalam mataku dan juga MPK dalam anganku. Insya Alloh bermanfaat dan berguna untuk ke depannya.
            Sama halnya dengan dialog pada paragraf pertama, saat ini saya melihat MPK berfungsi sebagai penampung aspirasi. Banyak aspirasi yang memang sudah tersaring kepada MPK. Mulai dari masalah infrastrukrur, saran prasarana, kurikulum, moving class dan masih banyak lagi permasalahan siswa mengenai moral yang semakin menurun di SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta ini. Namun, yang masih menjadi pertanyaan saya, apakah guna mereka memberikan aspirasinya kepada MPK ini ? Toh sepertinya aspirasi saat ini hanya dipandang aspirasi saja, tetapi terkadang tidak didengar oleh pihak sekolah. Sudah berapa lama, kami (siswa) meminta agar kantin yang sempit itu diperlebar ? Sudah berapa lama kami meminta moving class yang efektif ? Sudah berapa lama kami menyuarakan aspirasi kami mengenai guru-guru yang mengajarnya kurang efektif ? Sudah berapa lama kami hanya menunggu dan menunggu tanpa ada kepastian yang jelas ? Inilah yang kami pertanyakan. Pada siapa kami harus bertanya ? Pada MPK ? Rasanya tidak, toh mereka juga hanya menyalurkan aspirasi kita. Pada sekolah, buat apa ada MPK kalo kita lapor ke sekolah, terus ntar hasilnya toh juga tidak digubris hanya sekedar angin semilir aja yang lewat pada lubang telinga. Lalu kalau seperti itu, apa yang harus kami perbuat. Alhamdulillah, MPK sudah memiliki alat-alat penyalur aspirasi seperti SenaNews, SenAspirasi dan juga acara Sarasehan. Dan itu sudah bagus menurut saya, namun tetap saja pihak sekolah acuh tak acuh akan itu semua. Tapi mungkin, tidak semua sekolah acuh tak acuh, terbukti dengan merespon masalah keamanan sekolah menyediakan CCTV. Dengan merespon masalah parkir, sekolah menonaktifkan kantin dekat parkiran dan mengubahnya menjadi halaman parkir. Ya memang sudah cukup berjalan sih dan saya harapkan ini semua mampu bertahan dan meningkat lagi. Ya dan lagi, dalam pandangan saya saat ini, MPK yang memiliki tugas ”sampingan” sebagai penegak peraturan yang telah dibuat juga oleh MPK sudah lumayan tapi sangat perlu ditingkatkan. MPK masih cenderung mengandalkan razia untuk saling mengingatkan dalam ketertiban. Apakah aku perlu menyebutkan contohnya ? Baiklah, aku kan menyebutkan contoh-contohnya. Contoh yang mungkin terlihat jelas adalah masalah pakaian. Sesuai dengan tata tertib siswa, pakaian pada hari Senin sampai Sabtu sudah ditentukan. Senin dan Selasa lengan panjang dengan badge merah putih. Hari Rabu dan Kamis lengan pendek. Pada hari Jumta menggunakan batik lengan panjang atau seminimal-minimalnya melebihi dibawah siku. Semua telah terpampang jelas di tata tertib siswa. Sekarang, kita buka mata di sekeliling kita. Hari Senin alhamdulillah sudah tertib. Hari Selasa ad beberapa yang menggunakan lengan pendek. Lalu apa yang kita perbuat. Kita beri option. A. Diam aja toh bukan urusanku. B. Diam aja toh kalo dikasih tahu sekrang tidak ada gunanya, emangnya dia nanti langsung ganti baju po ? C. Lapor ma orang lain. D. Tiba-tiba marah-marah dan menyuruhnya agar menggunakan seragm sesuai peraturan sekolah E. Datangin tuh siswa dan kita buka bajunya suruh ganti seragam yang bener dan disuruh pulang.
            Hayo! Pilih mana dari semua option yang tertera di atas. Kalau MPK masih memilih salah satu option di atas, saya mempertanyakan tugas “sampingan” MPK itu. Dan alhamdulillah menurut pandangan saya sudah ada anggota MPK yang saling nasehat-menasehati atau bahkan ada juga yang anggota MPK melanggar dan dinasehati oleh siswa. Subhanalloh. Hebat kan ? Introspeksi diri masing-masing yuk!
            Ok deh. Itu dari mata saya yang mungkin terbatas tuk melihat semua aktifitas MPK. Namun aku yakin anganku tak kan terbatas tuk tak henti-hentinya berharap MPK kan menjadi lebih baik lagi. Memang tak ada gading yang tak retak, namun ingat bahwa sebagai manusia kita memiliki akal tuk dapat introspeksi diri dari apa yang sudah terjadi agar yang kurang baik dapat ditinggalkan dan yang sudah baik dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Simple saja jika aku ditanya apa sih mau mu mengenai MPK. Jawabanku adalah Mampu Menjadi Perwakilan Kelas yang Sebenar-benarnya Wakil Dari Kelas.Untuk itulah aku katakan, menjadi mediator antar siswa dengan siswa, siswa dengan organisasi, siswa dengan pihak sekolah, organisasi dengan organisasi dan organisasi dengan sekolah adalah ”Fungsi dan Tugas UTAMA”  MPK OBTB SMA N 1 Teladan Yogyakarta ini. Sedangkan menjadi penegak kedisiplinan adalah fungsi dan tugas ”sampingan” dari MPK yang tetap tak boleh diabaikan. Saya hanya berpesan agar MPK tidak melupakan wadah awal mengapa dia dibuat tapi tetap jangan terpaku atas wadah itu karna sebagus apapun wadahnya, tetap isinyalah yang menentukan kualitas. Memang wadah kita adalah sebagai mediator namun jangan berhenti sampai di situ bahwa jalan untuk saling nasehat menasehati terbuka lebar untuk kita, para siswa yang diamanahi tuk menjadi anggota MPK. Terakhir saya ucapkan selamat berjuang untuk kita semua tuk mewujudkan dan menjadikan kita mampu menjadi The Real Teladannya Teladan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar