Seperti ini lah kehidupan yang kita alami.
Kita layaknya tengah berdiri di sebuah panggung kehidupan yang besar.
Selayaknya pemeran dalam sebuah pementasan drama.
Drama yang engkau mampu berteriak lantang bahwa engkau yang terbaik sendiri.
Pastilah kan kita jumpai peran yang kita menyebutnya antagonis.
Mudah.
Mudah kita berkata dan menghakimi siapa dia dan apa yang ia perankan.
Karna kan selalu ada yang mengabarkan itu semua pada mu
Karna apa yang kau dengar sudah kau anggap menggambarkan siapa dia dan berperan sebagai apa dia.
Karena dunia ini berada dalam jaring-jaring informasi yang membelenggu tiap ruang dunia.
Karna dunia ini diatur oleh apa yang diberitakan pada mu.
Bagi mereka yang mendapatkan peran antagonis.
Bukanlah asa berharap demikian.
Namun laku dan daya tlah lebih dulu menabrak asa dan inginnya.
Membuatnya kini tengah terluka.
Raga dan hati nya tengah terluka karna bergesekan antara ideologi dan realita dunia.
Realita yang seringkali tak bersahabat dengan asa dan angan kita.
Sembuhkan tiap-tiap hati mereka dengan semangat saling mencintai tuk semua hidup ini.
Cari, Temukan dan pecahkan apa yang tengah dunia ini isyaratkan pada tiap-tiap jiwa.
Karna terlalu banyak orang percaya bahwa semua pasti bisa dijelaskan melalui hal ilmiah.
Persiapkan itu semua kawan.
Karna Petualangan besar
Pendakian akan puncak
Dan terjun di terjal nya tebing
Tengah siap menjadi jalan bagi sang aktor untuk mencapai tujuan nya.
Menjadikan tiap petualangannya sebagai jiwa
Dan sadar bahwa lingkungan ini adalah hidup nya yang harus ia jaga.
Sang aktor itu kini telah berjalan meski tertatih.
Apa yang kurang dari bekal ku, mengapa tak bisa aku tegap kan badan ku ?
Sejenak ia berdiri dan memejamkan mata nya.
Hanya hitam yang terlihat.
Mengapa aku memilih terpejam.
lalu ia bukalah mata nya.
Ketika ia melihat kanan, kiri, depan, dan belakang.
Ia tersadar akan keadaan sesuatu.
Ya, ia ternyata tak sendirian.
Meski mereka tidak berada dalam satu jalan yang sama.
Tetapi banyak di antara mereka juga yang menuju jalan yang sama.
Akhirnya ia pun memutuskan tuk membuat sebuah barisan.
Barisan yang ketika melangkah kan menggetarkan dunia
Namun senyumannya mampu kembali membuat sejuk dunia.
Barisan inti dalam hidup nya.
Kita getarkan saja tiap raga di jiwa
Kita haturkan sejuta salam untuk jiwa dalam raga
Barisan ini berjalan kok di bawah terpendarnya langit biru dan terik matahari.
Lihat lah tiap awan yang terus menurus dalam hari nya
Menjadi tanda perwakilan dari dunia atas dunia
Siap berkata layak nya seorang pemimpin yang bijak
"Saya Hanyalah Pelayan Ummat"
Tubuh telah kembali berdiri.
Semua ku dapatkan di sini
Jika tak terlihat oleh mu, jika tidak kau dapatkan
Maka temukan sendiri, jangan lemah, jadilah kuat.
Ummat menanti kita.
Para pejuang tangguh, Barisan terdepan.
Barisan Terdepan
dalam
Teratai Elok di Langit Antarkan Dekapan Akan Nya
:)
26 Juli 2009-26 Juli 2012
Cerita ini...
Kebaikan itu selalu INDAH
Kamis, 01 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar