Aku merasa aneh. Bukan karna apa-apa sih, tapi karna mereka itu. Aku seorang karyawan di suatu perusahaan. Entah ada kejadian apa, memang sih hari itu adalah hari di mana aku kecelakaan lebih dari 7 hari opname di rumah sakit. Saya tabrakan ketika mengendarai mobilku menuju tempat yang aku lupa menuju kemana nya.
Kisah itu bermula sejak hari pertama pasca tabrakan itu, aku berangkat menuju kantor ku. Aku biasa naik sepeda agar bisa ikutan juga dalam menjaga lingkungan pikirku.
Sesampai di kantor aku memarkirkan sepeda ku di tempat parkir yang bertuliskan kendaraan Direktur, pertama Darimin yang aku kenal sebagai satpam itu aku sapa, tetapi ia terlihat heran, entahlah mungkin karna ia kaget saya sudah masuk ke kantor, bagaimana tidak saya harus datang untuk melihat keadaan kantorku ini. Saya masuk ke dalam kantor lewat rute ku yang biasa, mungkin aku termasuk kepala kantor yang aneh karna masuk lewat jalur belakang, "Apakah karna aku biasa menyapa karyawan ku dulu ya?", pikirku dalam hati.
Aku pun menyapa para karyawan ku dan bergegas menuju ke kantor ku di lantai 3, maklum ini cuman kantor cabang jadi ya hanya lantai dengan 3 gedung saja. Aku naik ke atas, dan melihat pada jam arloji ku yang sudah menunjukkan pukul 08.00 tepat. Siip, aku telah menjadi contoh yang baik untuk karyawanku, "Tanpa harus banyak berbicara, lakukan dengan tindakan," ucapku dalam hati penuh kebanggaan. "Rasa nya aku sering mendengar hal itu," aku berpikir heran tapi sejurus kemudian pintu ruanganku saya buka. Saya duduk di kursi itu, dan merapikan sebentar, entah kenapa sangat terampil saya dalam merapikan tempat ini, Ya iyalah ini kan ruangan saya. aku pun tertawa sendiri. yang jadi pertanyaan saya kenapa kantor sepi sekali nya, saya mengecek tanggalan dan baru tersadar bahwa sekarang hari sabtu, hari saatnya karyawan libur sehingga yang masuk hanyalah petugas cleaning service dan satpam. O alah pantas saja mereka terlihat bingung ketika saya masuk. Saya tertawa lagi, tapi tak apalah, siapa tahu aja ada beberapa tugas yang bisa saya kerjakan karna saya tinggalkan lebih dari satu minggu. Ketika aku kembali ke meja ruanganku, aku mengecek tugas-tugas ku tetapi tidak ada berkas-berkas tugas, "Apakah karyawan ku yang mengerjakan tugas ku selama ini ? Baik juga mereka, tetapi bukankah hal ini tidak boleh dikerjakan selain oleh ku ?" wah semakin pusing aku di sini, menganggur dan akhirnya memilih menonton TV saja lah.
Tak Terasa waktu telah menunjukkan pukul 11.45, tanda waktu sholat dhuhur telah tiba, saya pun segera sholat. Seusai Sholat, Saya langsung saja menuju tempat makan yang saya ingat, warung makan yang biasa disebut Burjo di depan kantor. Wow, apakah aku sering makan dengan karyawan ku di sini ya ?, pikirku lagi. karna lapar aku pun segera melahap saja makanan di situ.
Seusai makan aku pun kembali ke kantor ku, meski tetap berpikir tentang orang-orang di dalam warung makan itu, "Apakah aku memang seakrab itu dengan mereka ? Sangat rendah hati lah aku ? Bukankah biasa nya orang atas itu memandang lemah mereka yang rendah dan mengeklusifkan diri ? Berarti aku tidak, mungkin aku sudah memahami hakikat hidup kalau Alloh itu memandang bukan dari jabatan dan harta, tetapi keimanan," batinku sembari mengingat perkataan seseorang yang akhirnya menjadi motivasi hidup ku itu, sambil tersenyum bangga dengan pemikiran itu meski hanya lulusan sekolah menengah pertama. Ups, kok bisa jadi kepala kantor ya ? Ah, kagak usah dipikir deh.
Aku kembali lagi ke ruanganku. Aku kembali ke aktifitas yang membosankan ini, nonton TV. "O iya, bukannya biasa nya di meja kepala kantor ki mesti ada air teh ya ? Apakah mereka lupa ?" Pikirku. Lalu sejurus kemudian saya ambil telepon kantor dan saya hubungi nomor bagian dapur. Halo ini dengan Bapak Haryati? tanyaku. "Maaf pak, bapak Haryati sedang cuti sakit, ini dengan Wahid. Maaf,saya sedang berbicara dengan siapa ya? Kenapa pakai nomor kantor kepala? Apakah ini bapak kepala? tanya orang yang saya hubungi itu. "Iya mas, tolong bawakan aku secangkir teh ya mas, terimakasih" langsung kemudian saya tutup telpon itu.
30 menit telah berlalu, Akhirnya minuman pesanan ku pun datang juga, "Kenapa lama sekali ya ?" Pikirku. Begitu aku melihat pegawai itu, entah kenapa ia terkaget-kaget, sebelum ia mulai bicara aku sudah menyiapkan sejurus kata-kata untuknya untuk tindakan indisipliner yang dia lakukan.
"Kamu ini pegawai macam apa? Apakah kamu menunda-nunda pekerjaan? Tahukah kamu bahwa salah satu orang terkejam adalah pemalas? Nggak percaya? Lihat, ada orangtua yang malas mendidik anaknya maka dengan kejam ia membiarkan anaknya hingga tak jarang terjerumus ke dalam jurang maksiat, masih belum cukup, lihat, banyak orang-orang yang katanya sukses tapi dia itu malas akhirnya, ia menganggap bekerja itu hal yang jauh lebih utama hingga ia melalaikan ibadah dan dia KEJAM! Kejam kepada diri nya hingga ia memasukkan sendiri diri nya ke dalam api yang menyala-nyala, layaknya Qorun yang sesungguhnya ia membinasakan diri nya sendiri ke dalam bumi, apabila ia tidak malas dan tamak niscaya Alloh tidak akan mengadzab nya demikian, Paham tidak? Saya tidak marah tapi anda adalah tanggungjawab saya sebagai pemimpin anda, apa yang bisa saya katakan nanti jika saya dimintai pertanggungjawaban oleh Alloh apabila bekerja di kantor ini justru membuat anda jauh dari Alloh dan apa yang ia minta kita lakukan serta apa yang harus kita tinggalkan. Mengerti kan? Ucapku penuh dengan semangat, karyawan itu hanya bisa menatap ke bawah lalu ia minta undur diri. Tetapi tetap satu hal yang aku tak suka dari raut wajahnya, ia terlihat kebingungan.
Sudahlah tak papa, melakukan kesalahan itu hal yang biasa, meski belajar dari kesalahn itu adalah hal yang luar biasa, apalagi mengubah kesalahan itu menjadi batu loncatan. Mikir apa sih aku ini. haha
Huaaaah, benar-benar malas nih hari ini, berangkat ke kantor seperti tidak ada rasa. Sudahlah saya memutuskan pulang saja ke rumah. Kantor juga udah benar-benar terlihat sangat sepi kok. Sebelum pergi dari ruangan saya tidak lupa membawa Note yang tadi ada di atas meja ku itu, setelah itu saya turun ke bawah dan segera saja menuju ke parkiran. Di sana saya dapati sepeda saya tidak berada di tempat yang tadi. Setelah sebentar mencari ternyata sepeda saya telah dipindahkan ke tempat karyawan biasa. "Ada apa gerangan ini? O iya ding, kalo di sini kan nggak panas soalnya ada atap nya. Ya udah deh langsung pulang aja," Pikirku dalam hati. Next activity: Pulang, mandi, dan dilanjutkan istirahat.
Keesokan pagi nya (bersambung)
Kebaikan itu selalu INDAH
Jumat, 21 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar