Melihat judul di atas mungkin teman-teman mengira saya akan posting mengenai gempa bumi dahsyat itu.. Melihat judul di atas mungkin teman-teman membayangkan kisah pilu di mana semua orang berhamburan layaknya seekor semu yang kita ganggu kompani nya
Tapi sobat, maaf..
Kisah kali ini tak ada sangkut pautnya dari itu.. Tetapi mungkin kejadiaan saat itu..
Menurutku, LUAR BIASA bagiku.. Mengenai makna perubahan..Dan nikmat karna nya..
Masih teringat jelas akan hari sebelum tanggal itu..
Kisah kali ini tak ada sangkut pautnya dari itu.. Tetapi mungkin kejadiaan saat itu..
Menurutku, LUAR BIASA bagiku.. Mengenai makna perubahan..Dan nikmat karna nya..
Masih teringat jelas akan hari sebelum tanggal itu..
Malam hari..
Tak ada yang istimewa akan hal itu..
Kecuali ketika waktu telah beranjak malam..
Ketika bintang tlah bertebaran di langit nan luas.. Dan matahari tengah sibuk memancarkan sinarnya di belahan bumi lainnya..Terdengar sayup-sayup suara..Dan samar-samar bayangan orang dalam rumah.
Ketika bintang tlah bertebaran di langit nan luas.. Dan matahari tengah sibuk memancarkan sinarnya di belahan bumi lainnya..Terdengar sayup-sayup suara..Dan samar-samar bayangan orang dalam rumah.
Ya di dalam rumahku tengah diadakan
tausyiah rutin yang biasanya diisi dengan tausyiah-tausyiah dari bapak.. Di sana saling transfer ilmu
dan cerita akan banyak hal. Bercerita tentang berbagai banyak pengalaman hidup
yang sudah atau sedang kami alami. Tetapi memang dasar kami yang kurang terbuka
dengan kedua orangtua, tausyiah ini banyak didominasi dengan tausyiah-tausyiah
dari bapak ku. Bapak yang begitu so sweet karma ia menunjukkan kelembutannya
melalui otot nya yang kuat memapahku, menunjukkan senyum lembutnya dengan muka
tegasnya ketika aku berbuat salah, dan menyampaikan tiap belaian lembut melalui
tutur katanya.
Beliau menyampaikan kepada kami
tentang kunci sukses, tentang baimana membuka dunia yang padat ini, ia berikan
kami bentuk dan bagaimana cara mendapatkan kunci itu, karma kunci itu tidak
dibuat, kunci itu sudah ada di balik keringat-keringat kita saat berusaha
keras, dibalik tiap impian kita, dan bapak menyampaikan itu semua dengan penuh
kesabaran meski anak nya tak jarang acuh terhadap ucapan demi ucapannya.
Termasuk aku.
Sampailah pada akhir dari tausyiah ini
(karma aku melihat jam dan sudah 1 jam berlalu) dan ditutup dengan mengingatkan
untuk membiasakan bermunajat atau berdoa pada Alloh terutama malam hari. Kami
pun mengiyakan dengan nada seadanya. Setelah itu ditutup dengan doa kafaratul
majlis dan selesailah acara tausyiah. Namun, entah ada apa, sesuatu menelisik
di dalam jiwa ku, tanpa ku sadari, ia tengah menjadi awal dalam kebiasaan baru
ku. Terasa ada sepercik keinginan tuk melakukan sesuatu..
02.37, 26 Maret 2006
Masih ku ingat waktu itu.. Ketika ku
mampu terbangun di kala biasa ingin ku memuaskan lelapku.. Tetapi sungguh, hari
itu semangat itu terasa mengalir di tiap jiwaku..Ku mantapkan kaki menuju kamar
mandi itu setelah ku layangkan doa atas terbangunnya aku dari tidurku..
”Wah, mandi jam segini ternyata segar juga ya,” kataku dalam hati
”Wah, mandi jam segini ternyata segar juga ya,” kataku dalam hati
Seakan mandi dengan mengangkat segala
penatku dan membukakan mataku akan bayang-bayang mimpi semu..Itu bukanlah yang
ternikmat ternyata, tetapi ada yang lebih menyenangkan dan ini puncak dari
momentku saat itu..
Ya aku melakukan perintahNYA yang
mungkin saat itu belum pernah aku lakukan dengan penuh kesadaran.. Aku
menghadapkan wajahku ke arah kiblat dan aku dirikan tiang-tiang dari agama ku..
Aku tunduk merendahkan diri karna aku yakin tanpa aku merendahkan diri
sekalipun aku tetaplah makhluk yang jauh lebih rendah dari NYA. Aku berdoa
padaNYA, meminta dengan penuh harap, memohon ampun atas segala dosa yang pernah
aku perbuat, karna aku punya little secrets yang itu merupakan dosa terberat
dalam hidupku saat itu.
Dalam doa itu pun terbayang, wajah
orangtuaku, orang tua yang tidak lagi muda, bahkan ia tua. Yang tak pernah
henti-henti nya mengajarkan kehidupan padaku. Di sana terlihat wajah ku ketika tidur, padahal
ia tengah mencoba tuk membuatku mampu belajar dari pengalaman demi
pengalamannya. Betapa tak menghargainya diriku, aku tak kuat, aku tak kuat
menahannya hanya di hati, aku mengucapkannya, semua melalui lisan.
“Ya Alloh, hamba lemah ya Alloh, maka kuatkanlah hamba,
Bagaimana mampu orangtua melihat anaknya menderita, bagaimana mampu mereka
melihat anaknya merasakan beban yang berat, tapi lihat hamba Ya Alloh, seorang
anak yang tetap tenang melihat ayah nya pulang penuh peluh, ketika ayahnya
datang aku bertanya papa bawa apa? Ketika ia menjawab tidak membawa apa-apa aku
seenaknya menyalahkan orangtuaku itu, tak terbesit ya Alloh pertanyaan
‘Bagaimana yah, apek nggak? Mau saya buatkan apa? Kenapa hamba tidak menanyakan
hal itu?’ ya Aloh, inilah hamba Ya Alloh, hamba yang tahu Engkaulah penerima
segala taubat hambanya, dan ijinkan aku untuk berkata pada diri ku sendiri
bahwa akan datang pagi ini anak yang baru, yang berbakti pada kedua
orangtuanya”, doa ku dengan tangis yang membanjiri pipi.
Tak terasa subuh telah mendekat dan ketika tlah kuputuskan
tuk beranjak dari musholla kecil rumahku itu. Aku dikagetkan oleh sesosok yang
taka sing lagi. Bapakku telah menantiku sembari melayangkan senyum
terindahnya..
Dan tanpa kusadari aku telah berada dalam dekapan pelukannya..
Hangat dan tak terlupakan..
Ingin rasanya aku terus dalam dekapan ini..
Ya mungkin dekapan yang membuatku berusaha istiqomah hingga saat ini :)
Ya, inilah moment di mana aku solat Tahajud pertama dalam hidupku dengan penuh kesadaran..
Setelah itu terjadilah peristiwa yang membuat kotaku ini masuk Koran, yaitu gempa bumi 2006 dan Alhamdulillah, Alloh masih memberi ijin kepada kami sekeluarga untuk tetap hidup, mencari dan menemukan hikmah—hikmah yang lain yang belum sempat kami raih jika IA memanggil kami waktu itu.
Dan tanpa kusadari aku telah berada dalam dekapan pelukannya..
Hangat dan tak terlupakan..
Ingin rasanya aku terus dalam dekapan ini..
Ya mungkin dekapan yang membuatku berusaha istiqomah hingga saat ini :)
Ya, inilah moment di mana aku solat Tahajud pertama dalam hidupku dengan penuh kesadaran..
Setelah itu terjadilah peristiwa yang membuat kotaku ini masuk Koran, yaitu gempa bumi 2006 dan Alhamdulillah, Alloh masih memberi ijin kepada kami sekeluarga untuk tetap hidup, mencari dan menemukan hikmah—hikmah yang lain yang belum sempat kami raih jika IA memanggil kami waktu itu.
Memang mungkin hanya cerita sederhana sih..
Sepenggal kisah terselip dalam gempa jogja yang dahsyat itu..
Tapi aku selalu yakin bahwa tiap moment yang IA berikan pada Ku pastikan berujung indah
Sepenggal kisah terselip dalam gempa jogja yang dahsyat itu..
Tapi aku selalu yakin bahwa tiap moment yang IA berikan pada Ku pasti
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar