Kebaikan itu selalu INDAH

Kebaikan itu selalu INDAH
Teladan, tempatku kini dan apa yang kan kuperbuat nanti.. Walau menurutku apa yang kan terjadi itu semua masih misteri tapi tak kan pernah menyurutkan semangatku untuk berusaha yang sebaik mungkin.. Dan Atas ijinNYA, aku yakin bahwa Alloh memiliki rencana yang jauh lebih INDAH daripada apa yang aku, makhlukNYA rencanakan.. Bismillah, Dengan menyebut nama ALLOH, kulangkahkan kaki ini, agar aku tak kan hanya berdiam diri :)

Rabu, 22 Juni 2011

Arti kata Pengorbanan ataukah korban ? (part three)

"Astaghfirirulloh. Sahabat ku sedang diuji oleh Mu ya Alloh, apa yang bisa aku perbuat.
Malam ini hamba bersujud di hadapanMu menyandarkan diri hamba yang lemah ini ya Alloh. Diri yang jangankan engkau minta hamba tuk berlari, berjalanpun hamba masih tertatih-tatih ya Alloh. Hamba kurangi waktu tidur hamba ya Alloh agar lebih banyak lagi waktu yang hamba habiskan untuk bermunajat dan mensyukuri tiap rahmat Mu ya Alloh. Ya Alloh, sungguh hamba lah yang senantiasa mendholimi diri hamba sendiri. Ketika Engkau berkata janganlah kau berbuat curang, maka hamba melakukannya. Ketika Engkau melarang hamba tuk menjaga lisan, maka lidah ini bergerak tanpa ada batasan. Astaghfirulloh "
Malam itu, malam pasca berita tentang ketidak lulusan kawanku yang ku dengar dengan telingaku sendiri ini. Aku syok, aku bingung, entah apa yang kawanku satu itu rasakan yang pasti, ia jauh lebih merasa berat tentang hal ini dari pada aku. Saat itu entah kenapa telah habis tiap huruf demi huruf yang kucoba rangkai tuk menghibur kawan ku itu. Entah kata tlah berubah atau lisan enggan tuk bersusah dalam berkata, semua tak ter koordinasi dengan baik. Ketika ku tengah mengingat nya kembali, hanya membuatku merasa sebagai sahabat yang paling tidak berguna di dunia.
Tiba-tiba teringat tentang mimpi ku pagi hari itu. Mimpi yang menjadi permulaan kisah persahabatanku dengan Risa.
Pagi itu, pagi yang cerah. Seharusnya.
Aku terbangun dengan teriakan alarm HP ku. Alarm yang memang sudah aku siapkan agar aku bisa bangun lebih pagi di pagi itu. Pagi itu seharus nya aku berangkat jam 06.30 tetapi ternyata sudah jam 07.00. Orangtuaku saat itu memang sedang di luar kota dan pembantuku tidak mempedulikan ku apakah aku sudah bangun atau belum. Alhasil tidak ada yang membangunkan ku. Bocah tengil kelas 3 SD ini. Maka aku pun bergegas mandi dan ku kayuh sepeda ku tuk berangkat ke sekolah.
"Aku pergi dulu ya mbak !" teriak ku, entah terdengar atau tidak.
memang sudah takdir atau apa, hewan yang paling aku tidak sukai ternyata menghalangi jalan ku. Ya hewan itu adalah ayam. Ayam-ayam itu menutupi jalan ku padahal sepeda ku ku kayuh dengan kecepatan yang cepat (kalo se ukuran anak SD sih). Secara reflek aku rem sepedaku dan hilanglah keseimbanganku sehingga aku terjatuh tepat di dekat ayam-ayam itu. Aku takut, aku terus saja menangis karna ayam-ayam itu tak segera menyingkir. tiba-tiba dari arah ku tadi terdengar suara anak kecil sama seperti ku.
"Awas awas, jangan di tengah jalan !" Teriak anak gadis itu pada ayam-ayam itu. Akhirnya ayam-ayam itu berlari kabur, dan kemudian anak kecil itu memberikan tangan nya kepada ku yang masih menangis.
"Halo, nama ku Risa Ayri, biasa dipanggil risa kalau kamu ?" suara gadis itu lembut sehingga membuatku berhenti menangis seketika.
Aku melihat ke arah muka nya dan ia menyambutku dengan senyuman.
"Na.. na.. maku Muhammad Adnan," jawabku masih terbata-bata setelah menangis.
"Ok Adnan ya ?" kata Risa tenang
"Pokok nya, kalo ada apa-apa kasih tau aja Nan, aku pasti bisa untuk membantumu !" Kata Risa dengan membusungkan dada nya kepada teman baru nya itu
"Makasih ya Sa," jawab ku sembari tangannya aku raih untuk berdiri.
"Ayo cepat, kita dah terlambat lho ini Nan !" kata Risa dengan penuh semangat dan langsung menaiki sepeda nya. Aku pun naik ke atas sepeda ku, Alhamdulillah sepeda nya masih bisa dikendarai. Sejurus kemudian kami telah melaju ke sekolah bersama-sama naik sepeda.
"Aku pasti akan membalas kebaikan mu Risa," kata ku saat kami telah mengayuh sepeda bersama-sama.
"Apa Nan ?" tanya Risa karna memang perkataanku tadi tidak lah begitu jelas.
Aku pun hanya membalas dengan senyuman.
Allohuakbar
Allohuakbar
Suara takbir di masjid dekat rumah ku mengembalikan aku dari ingatan masa kecil ku dulu itu. Ternyata subuh telah menjelang. Saat nya untuk menjawab seruan nya.
Setelah memastikan rumah dalam keadaan terkunci, Aku pun berangkat ke masjid. Saat tengah perjalanan ke Masjid aku berpapasan dengan pak Said yang berprofesi menjadi guru di bimbingan belajar.
"O iya, aku punya ide !" Kataku yang membuat langkah ku lebih bersemangat ke Masjid.
~Bersambung~


2 komentar:

  1. LUTH!!!

    apik iki tulisane. .

    tapi gatekno meneh tata bahasamu
    akeh penulisan seng kurang pas

    coba konsultasikan sama temen2 yang pinter bahasa :D

    bisa jadi novel ki :D

    BalasHapus
  2. Makasih ya mas !

    Lha itu aku masih sangat butuh masukan mas :)

    Seperti proyek yg njenengan pengen buat ya mas ? :D

    BalasHapus