Kebaikan itu selalu INDAH

Kebaikan itu selalu INDAH
Teladan, tempatku kini dan apa yang kan kuperbuat nanti.. Walau menurutku apa yang kan terjadi itu semua masih misteri tapi tak kan pernah menyurutkan semangatku untuk berusaha yang sebaik mungkin.. Dan Atas ijinNYA, aku yakin bahwa Alloh memiliki rencana yang jauh lebih INDAH daripada apa yang aku, makhlukNYA rencanakan.. Bismillah, Dengan menyebut nama ALLOH, kulangkahkan kaki ini, agar aku tak kan hanya berdiam diri :)

Senin, 31 Oktober 2011

Mereka Memang Perhatian


Berpikir tentang hubungan keluarga ini. Mungkin kita yang sedang masa-masa nya berontak karna sudah punya prinsip masing2 bakal menyalahkan kedua orangtua kita, atau bahkan tak terima atas sikap mereka kepada kita. Terkadang kita berpikir, "ah, Mereka tidak mau mengerti aku". Ketika ayah berbicara keras karna kita ketahuan berkelahi atau suara ibu yang tak pernah berhenti mengingatkan kita ketika kita bangun kesiangan. "Ah mereka tidak mau mengerti aku". Ketika ayah mengadakan forum keluarga dan kita sebagai objek nya atau ketika itu ibu menyuruh kita untuk membeli beberapa bumbu dapur. "ah, mereka tidak mau mengerti". Sekarang, berimajinasilah kita, coba masuk ke dalam dunia masa kecil kita, saat mulut masih belum bisa berucap, saat banyak orang terlihat begitu asing bagi kita, saat rambut belum menumbuhi tubuh kita itu. Tidak tidak ! Jauh sebelum itu, saat kita tengah berbentuk ruh dan dipersiapkan oleh Alloh dalam jasad nya. Tidak tidak, ternyata masih jauh sebelum itu, saat kedua orangtua kita masih memimpikan punya anak seperti kita. Ya bayangkan begitu jauh nya. Bayangkan saat itu kedua orang tua kita tengah duduk di bangku sekolah ataupun pelajaran, mereka menuliskan dalam angan mereka "Aku harus rajin belajar, aku harus mampu meraih kesuksesan melalui belajar, agar nanti bisa memiliki kehidupan yang layak, untuk keluarga ku dan terutama masa depan anak-anak ku." satu poin kesalahan kita, mereka sudah mempersapkan untuk kita. Sekarang saat mereka mendapatkan pekerjaan, "Aku harus mendapatkan penghasilan yang layak, agar bisa menabung untuk kehidupan ku dengan isteri ku dan anak-anak ku nanti" dua poin kesalahan kita, ada harapan dia untuk kita. Hingga akhirnya ia menempuh hidup baru dengan pasangan nya, ayah kita berkata, "aku akan berhenti merokok, agar anak-anak ku nanti terhindar dari resiko penyakit kartna aku merokok", dan ibu kita berkata "aku akan berhenti bermain-main bersama teman-temanku, aku akan lebih banyak belajar memasak dan mengurus rumah tangga agar nanti anak ku mampu tumbuh dan berkembang melalui makanan yang kubuat" tiga bahkan empat poin kesalahan kita, mereka rela meninggalkan kebiasaan mereka yang teramat berat pasti nya mereka tinggalkan, hanya untuk kebaikan kita. Dan hingga akhirnya kita dikandung, betapa mereka berdua sangat menderita karna kita tapi sahabat, bandingkan betapa lebih banyak nya senyum dalam sakit yang ibu kita berikan dan lebih banyak kebahagiaan yang di sela keringat bapak kita, mereka berdua sama-sama memiliki pikiran "UNTUK ANAK KITA". nah sudah berapa ratus bahkan ribu jika kita ingin menjabarkan betapa orang tua kita jauh lebih perhatian dari pada yang kita kira. sudah saatnya, kita sebagai anak lebih memahami mereka, atau lebih kasar nya, maaf, sudah saatnya kita TIDAK MENJADIKAN DIRI KITA RAJA dan MENJADIKAN DIRI MEREKA BUDAK KITA, sudah saat nya kita memberi bukan lagi diberi. Komunikasikan pada mereka, karna satu rahasia yang mereka simpan dari kita, MEREKA BEGITU MENYAYANGI KITA DALAM SETIAP HAL YANG MEREKA LAKUKAN PADA KITA!
Perhatian lha dengan keluarga, because we are FAMILY
"Father And Mother I Love You"
:)

Segala puji bagi Alloh
Untuk setiap detil kehidupan
Untuk Kedua orangtua ku
Untuk engkau sayangku
dan Untuk mu sahabat-sahabat ku
:)
Powerfromyourself.blogspot.com

2 komentar:

  1. pikirkan aja coba, diri kita sekarang, belajar kita, yang kita alami sekarang ini ya buat anak kita juga kan dek ? Toh kita hanya merasakan sukses kita nanti mungkin seperempat doang dari hidup kita, tapi kita pasti berharap agar anak kita mendapatkan nya terus kan ? Nah apakah kita masih akan terus menerus menjadi ayam yang mati di lumbung padi, anak yang miskin kasih sayang di tengah tengah kasih sayang orang tua yang begitu melimpah, kita hanya tidak melihat dari sudut pandang mereka, kita tidak mengkomunikasikan kepada mereka. Sedih kalo ngliat cerita-cerita, yang satu bilang tak mendapatkan kasih sayang karna begitu bebas, yang satu bilang tak dapat kasih sayang karna terlalu terikat, pernah nggak to mereka melihat ke dalam pemikiran ayahnya ? Buat yang bebas, mungkin ayah nya berkata dalam hati "Sini anak ku, lupa kah kamu yang dulu manja kepada ayah, ayah menunggu mu datang nak, kamu yang datang dengan kesadaran dari mu sendiri nak, bapak selalu di sini." Tahu juga kah mungkin dalam pemikiran ayah kita yang ketat itu ia berkata "Nak, nak, bapak selalu menyadarkan mu nak, bapak di sini, bapak ada untuk mu nak, cerita kan semua pada bapak nak," Dan mereka semua pasti berkata dalam diam "Nak, bapak, ibu sayang kamu" sedangkan kita apa ? Apa yang biasa ada dalam hati "Ah. mereka tak pernah mau mengerti, mereka tak tahu aku," Astaghfirulloh, teruslah kita dalam keegoisan. :'(

    BalasHapus
  2. Terkadang kita menjadi dewasa dengan tidak mengambil dan mempertahankan sifat kekanak-kanakkan kita yang baik. pas kecil dulu kita manja, kita menangis sekeras-keras nya ketika mereka tidak ada di sisi kita, sekarang ketika mereka ada di samping kita, kita acuh tak acuh atau bahkan risih kepada mereka. Dulu ketika mereka pergi aja dari kamar kita, kita langsung lari mengejar mereka, sekarang ketika mereka pergi jauh dari kita, jangankan mengejar, menanyakan kabar saja kadang tidak. Kita menganggap itu sudah biasa, padahal smiley yang kita kirim lewat SMS itu, mungkin bisa menjadi energi yang begitu besar setelah ayah kita dimarahi oleh bos nya habis-habisan. Astaghfirulloh, apakah kita bahkan jau lebih tidak dewasa dibanding masa kanak-kanak kita ? ;')

    BalasHapus