Kebaikan itu selalu INDAH

Kebaikan itu selalu INDAH
Teladan, tempatku kini dan apa yang kan kuperbuat nanti.. Walau menurutku apa yang kan terjadi itu semua masih misteri tapi tak kan pernah menyurutkan semangatku untuk berusaha yang sebaik mungkin.. Dan Atas ijinNYA, aku yakin bahwa Alloh memiliki rencana yang jauh lebih INDAH daripada apa yang aku, makhlukNYA rencanakan.. Bismillah, Dengan menyebut nama ALLOH, kulangkahkan kaki ini, agar aku tak kan hanya berdiam diri :)

Minggu, 28 Maret 2010

Sejarah melayu 4

Ternyata dalam mimpinya saat malam pertama dengan isterinya, Sang Nila Utama kembali teringat akan kegemarannya dulu yaitu kungfu dan kelupaannya dia tuk menanyakan dari mana ilmu kungfu hebat yang tlah dipelajari oleh Demang Lebar Daun sahabatnya itu.
            Pagi harinya, langsung saja Sang Nila Utama menuju kediaman Demang Lebar Daun yang telah diangkat menjadi jendeal sekaligus patih istana tersebut.
            ”Assalamualaykum Sahabatku, jika bolehq tuk tau, dari mana kau dapatkan ilmu kungfu tempo hari kita awal bertemu ?” tanya Sang Nila Utama kepada Demang Lebar Daun.
            ”Wa alaykum salam, apa sebab tuan tak boleh tau, aku hanyalah hamba bagi tuanku. Bila tuan inginkan tahu, maka ku belajar di negara tempat tinggalku dulu, daerah Tanjung Bemban namanya,” jawab Demang Lebar daun dengan penuh penghambaan.
            Setelah mengetahui jawabn itu, maka Sang Nila Utama pun berpikir tuk kembali menekuni bidang yang sudah lama ditinggalkannya itu, kemudian berbicara kepada keluarga besarnya di dalam istana.
            ”Assalamualaykum wahai keluargaku yang kucintai. Tak ada maksud ku kumpulkan kita semua kecuali tuk meminta ijin akan keputusanku ini. Aku ingin pergi jauh dari istana ini, guna menuju Tanjung Bemban, tempatku kelak ingin belajar ilmu, tak lain adalah ilmu kungfu,” kata Sang Nila Utama penuh mantap.
            ”Wa alaykum salam wahai anak bunda. Apakah gerangan yang engkau pikirkan ? Tidakkah cukup negeri ini dengan kungfunya yang tersebar di segala sudut kota wahai anakku ?” tanya sang permaisuri dengan hati yang tidak merasa ikhlas bila sang anak pergi jauh meninggalkan istana.
            ”Wahai Bunda, setapak tlah ku lalui, sudut kota tlah ku lewati, segala macam kungfu tlah ku cicipi. Namun ada rasa tak enak dalam diri hamba ya ibunda. Hamba masih haus akan ilmu, ilmu yang laksana lautan n hamba baru saja memulainya dari pesisir. Ijinkanlah hamba ya permaisuri. Bila tidak maka hidupku kan terasa tak hidup. Segalanya kan terasa hampa bagiku ya ibunda,” bujuk Sang Nila Utama kepada sang ibunda. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar