Kebaikan itu selalu INDAH

Kebaikan itu selalu INDAH
Teladan, tempatku kini dan apa yang kan kuperbuat nanti.. Walau menurutku apa yang kan terjadi itu semua masih misteri tapi tak kan pernah menyurutkan semangatku untuk berusaha yang sebaik mungkin.. Dan Atas ijinNYA, aku yakin bahwa Alloh memiliki rencana yang jauh lebih INDAH daripada apa yang aku, makhlukNYA rencanakan.. Bismillah, Dengan menyebut nama ALLOH, kulangkahkan kaki ini, agar aku tak kan hanya berdiam diri :)

Minggu, 28 Maret 2010

Sejarah melayu 5

”Baiklah anakku, bila itu keputusanmu. Daripada engaku terpaksa tinggal di sini dan mati, maka aku ijinkan kau tuk pergi menuju daerah itu. Hanya satu pesanku, hati-hatilah kau nak, hidupmu bagai jalan berkabut, tak taulah kau apa yang ada di depanmu,” titah sang baginda Iskandar Syah kepada anaknya. Mendengar ijin itu Sang Nila Utama pun berterima kasih kepada sang baginda dan dengan penuh kasih sayang sang ibunda pun rela mengijinkan sang buah hatinya tuk pergi meninggalkan istana. Tapi karna kasih sayangnya, sang permaisuri menyuruh agar Indera Bupala dan Aria Bupala tuk turut serta dalam perjalanan tersebut. Maka berangkatelah Sang Nila Utama bersama dengan isteri, Demang Lebar daun, Indera Bupala, Aria Bupala, beberapa menteri dan rakyat yang ingin pula menimba ilmu di sana.
            Sesampainya di sana, para wanita pun pergi menuju ke pasar tuk menikmati keramaian pasar di sana. Sedangkan para pria tengah sibuk menimba ilmu di sebuah perguruan kungfu yang paling tersohor di Tanjung Bempan. Hingga akhirnya karna kehebatan Sang Nila Utama, semua ilmu yang diajarkan mampu diserapnya tak sampai satu bulan, dan ketika tengah istirahat pasca latihan di sebuah pantai, Sang Nila Utama menaiki sebuah batu karang yang tinggi menjulang. Ia memandang keindahan alam yang begitu menawan. Tiba-tiba matanya tertarik akan sebua pasir pituh yang berada di seberang lautan ini. Karna penaaran bertanyalah ia kepada Indra Bupala.
            ”Pulau apa itu di seberang lautan ini, wahai Indra Bupala ?” tanya Sang Nila Utama.
            ”Itulah pulau Termasik ya tuanku,di sana konon tinggal orang-orang hebat dan kalau kita ke sana kita harus memakai jurs tak berjalan di tanah, air, dan udara wahai baginda,” jawab Indra Bupala. Karna tertarik akan pulau itu akhirnya Sang Nila Utama memerintahkan tuk menuju ke Pulau tersebut. Mereka pun berangkat menuju pulau tersebut dengan mengenakan ilmu yang memang sudah dikuasai oleh Sang Nila Utama. Namun, ternyata jurus ini memiliki syarat yang sangat besar, yaitu harus membuang barang-barang yang bersifat keduniawian. Akhirnya mereka telah membuang barang-barang mereka, akan tetapi ternyata jurus ini masih saja belum dpata digunakan. Ternyta hal ini dikarenakan Sang Nila Utama masih menggunakan mahkota kerajaan. Maka atas usul Indra Bupala, Sang Nila Utama pun merelakan membuang mahkotanya tersebut. Alhasil, ilmu itu dpat digunakan, dan dalam waktu sekedipan mata mereka sampai di Termasik. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar