Lalu Rosullulloh melanjutkan khutbahnya
"Wahai sekalian manusia ! jauhilah semua keinginan hawa nafsu yang sesat dan menyesatkan, yang akan membuat (kalian) jauh dari rahmat Alloh Ta'ala, dan akan membuat kalian jauh dari surga dan justru akan membuat kalian dekat dengan neraka ! Jagalah oleh kalian ikatan jamaah (persatuan) dan istiqomah, karena keduanya akan mendekatkan kalian ke surga dan menjauhkan dari neraka !"
Kemudian Rosullulloh berdoa
"Wahai Alloh, sungguh diriku telah menyampaikan!"
Lalu Rosullulloh melanjutkan khutbahnya
"Wahai sekalian manusia ! Jagalah baik-baik agama dan amanat kalian, jagalah baik-baik para hamba sahaya kalian, berilah mereka makanan yang sesuai dengan kemampuan kalian, janganlah sekali-kali kalian membebani mereka dengan beban yang mereka tidak mampu (menanggungnya), karena mereka juga adalah daging, darah, dan makhluk seperti kalian. Ingat barang siapa berbuat zalim kepada mereka maka di Hari Kiamat nanti akulah yang akan memusuhi orang itu, dan Alloh akan memberikan keadilan hukum kepada mereka. Jagalah kaum wanita, berikanlah maskawinnya, janganlah berbuat zalim kepada mereka, karena (kezaliman itu) akan menghalangi pahala kebajikan kalian kelak di Hari Kiamat. Ketauhilah, bukankah aku telah menyampaikan (risalah) ?"
"Wahai sekalian manusia ! Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, ajarilah mereka, dan didiklah mereka, karena mereka (bagaikan) tawanan bagi kalian dan merupakan amanah. Ketahuilah, bukankah aku telah menyampaikan (risalah) ?"
"Wahai sekalian manusia ! Taatilah pra penguasa yang memimpin kalian, janganlah kalian berbuat durhaka kepada mereka, meskipun pemimpin kalian tersebut berasal dari hamba sahaya Habsyi (Ethiopia) yang buntung jarinya. Karena barangsiapa mentaati mereka (yang dimaksud adalah taat terhadap hal-hal yang bukan maksiat), berarti telah menaati ajaranku, dan barangsiapa menaatiku berarti telah menaati lloh. dan barangsiap mendurhakai mereka, berarti telah mendurhakai diriku, dan barangsiapa mendurhakai diriku berarti telah mendurhakai Alloh. ingat, janganlah kalian membangkang dan jangan pula kalian merusak janji dengan mereka. Ketahuilah, bukankah aku telah menyampaikan (risalah) ?"
"Wahai sekalian manusia ! Seharusnya kalian mencintai oran-orang yang hafal Al Qur'an, dan kalian juga harus mencintai para ulama. Janganlah kalian membenci mereka, mendengki mereka, maupun bertindak sewenang-wenang terhadap mereka ! Ketahuilah, bahwa barangsiapa mencintai mereka, berarti ia telah mencintai diriku, dan barang siapa mencintai diriku berarti dia telah mencintai Alloh. Tetapi barangsiapa membenci mereka berarti dia telah membenci diriku, dan barangsiapa membenci diriku berarti dia telah membenci Alloh. Ketahuilah, bukankah aku telah menyampaiakn (risalah) ?"
"Wahai sekalian manusia ! Seharusnya kalian melaksanakan sholat lima waktu dengan menyempurnakan wudhunya, rukuknya, dan sujudnya !"
"Wahai sekalian manusia ! Tunaikanlah zakat harta kalian. Ketahuilah bahwa barangsiapa tidak menunaikan zakat, maka sholatnya tidak akan diterima. Ketahuilah, barangsiapa sholatnya tidak diterima maka agamanya tidak akan diterima, puasanya tidak akan diterima, ibadah hajinya tidak akan diterima, dan jihadnya juga tidak akan diterima. Wahai Alloh, bukankah aku telah menyampaikan (risalah)?"
Kebaikan itu selalu INDAH
Selasa, 31 Mei 2011
Rabu, 25 Mei 2011
Inilah Wasiat sosok yang kita rindukan itu #1
Dari Ali ibn Abi Thalib r.a. ia Berkata,
Tatkala turun ayat "idza jaa nashrullohi wa al-fath..." Rasululloh sedang sakit. dan karna sakitnya tak kunjung sembuh, maka Rosululloh pun keluar ke tengah-tengah jamaah tepat pada hari Kamis dengan kepala terikat kain pengikat dan kemudian beliau naik ke atas mimbar.
Rosululloh lalu duduk di atas mimbar dengan wajah pucat pasi dan air mata yang berlinang. Rosululloh lalu memerintahkan sahabatnya, Bilal r.a. agar segera memanggil orang-orang di madinah (yang isi panggilan Bilal): "Berkumpullah kalian untuk mendengar wasiat dari Rosululloh karena wasiat ini merupakan wasiat terakhir untuk kalian." Bilal pun segera menyerukan panggilan itu, sehingga berkumpullah mereka semua, dari yang muda hingga yang tua. Sampai-sampai rumah mereka dibiarkan terbuka, begitu juga pasar-pasar mereka, bahkan para gadis pingitan pun keluar dari rumahnya untuk ikut mendengarkan wasiat Rosululloh sehingga membuat masjid Nabi menjadi benuh sesak. Kemudian Rosululloh bersabda, "Longgarkanlah, longgarkanlah, untuk orang yang datang setelahmu,"
Kemudian Nabi berdiri sambil menangis karena Alloh dan mengucapkan kalimat istirja' (Inna Lillahi
Wainna Illayhi Rojiun), lalu membaca hamdalah (Alhamdulillahi Robbil Aalamiin) dan memuji Alloh, membaca sholawat atas para nabi dan atas dirinya sendiri. Selanjutnya Rosululloh bersabda, "Aku adalah Muhammad ibn Abdulloh ibn Abdul Muthalib ibn Hasyim al-Arabi al-Harami al-Makki yang tiada nabi lagi sepeninggal aku"
Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya jiwaku telah memberikan isyarat akan pergi, tibalah waktunya aku akan berpisah dari dunia, aku sudah rindu untuk bertemu dengan Tuhanku, tetapi betapa sedihnya kalau aku harus meninggalkan umatku. Apakah yang akan mereka katakan sepeninggalku ? Wahai Alloh, Selamatkanlah (mereka) Selamatkanlah (mereka) !
Wahai sekalian manusia ! Dengarkanlah wasiatku, camkan baik--baik, dan jagalah baik-baik ! Hendaklah yang hadir di antara kalian bersedia menyampaikannya kepada yang tidak hadir, karena wasiatku ini adalah wasiatku yang terakhir kepada kalian !
Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya Alloh telah menjelaskan dalam ayat-ayatNYA yang muhkam tentang apa yang dihalalkan bagi kalian, dan apa yang diharamkan bagi kalian, apa yang harus kalian kerjakan dan apa yang harus kalian tinggalkan. Maka halalkanlah apa yang telah dihalalkanNya, haramkanlah apa yang diharamkanNya, imanilah ayat-ayatnya yang mutasyabihat, amalkanlah ayat-ayatnya yang muhkan, dan jadikanlah tamsil-tamsilnya sebagai pelajaran.
Kemudian Rosullulloh menatap ke langit seraya berdoa, "Wahai Alloh, aku benar-benar telah menyampaikan (risalahku), maka saksikanlah!"...
Tatkala turun ayat "idza jaa nashrullohi wa al-fath..." Rasululloh sedang sakit. dan karna sakitnya tak kunjung sembuh, maka Rosululloh pun keluar ke tengah-tengah jamaah tepat pada hari Kamis dengan kepala terikat kain pengikat dan kemudian beliau naik ke atas mimbar.
Rosululloh lalu duduk di atas mimbar dengan wajah pucat pasi dan air mata yang berlinang. Rosululloh lalu memerintahkan sahabatnya, Bilal r.a. agar segera memanggil orang-orang di madinah (yang isi panggilan Bilal): "Berkumpullah kalian untuk mendengar wasiat dari Rosululloh karena wasiat ini merupakan wasiat terakhir untuk kalian." Bilal pun segera menyerukan panggilan itu, sehingga berkumpullah mereka semua, dari yang muda hingga yang tua. Sampai-sampai rumah mereka dibiarkan terbuka, begitu juga pasar-pasar mereka, bahkan para gadis pingitan pun keluar dari rumahnya untuk ikut mendengarkan wasiat Rosululloh sehingga membuat masjid Nabi menjadi benuh sesak. Kemudian Rosululloh bersabda, "Longgarkanlah, longgarkanlah, untuk orang yang datang setelahmu,"
Kemudian Nabi berdiri sambil menangis karena Alloh dan mengucapkan kalimat istirja' (Inna Lillahi
Wainna Illayhi Rojiun), lalu membaca hamdalah (Alhamdulillahi Robbil Aalamiin) dan memuji Alloh, membaca sholawat atas para nabi dan atas dirinya sendiri. Selanjutnya Rosululloh bersabda, "Aku adalah Muhammad ibn Abdulloh ibn Abdul Muthalib ibn Hasyim al-Arabi al-Harami al-Makki yang tiada nabi lagi sepeninggal aku"
Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya jiwaku telah memberikan isyarat akan pergi, tibalah waktunya aku akan berpisah dari dunia, aku sudah rindu untuk bertemu dengan Tuhanku, tetapi betapa sedihnya kalau aku harus meninggalkan umatku. Apakah yang akan mereka katakan sepeninggalku ? Wahai Alloh, Selamatkanlah (mereka) Selamatkanlah (mereka) !
Wahai sekalian manusia ! Dengarkanlah wasiatku, camkan baik--baik, dan jagalah baik-baik ! Hendaklah yang hadir di antara kalian bersedia menyampaikannya kepada yang tidak hadir, karena wasiatku ini adalah wasiatku yang terakhir kepada kalian !
Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya Alloh telah menjelaskan dalam ayat-ayatNYA yang muhkam tentang apa yang dihalalkan bagi kalian, dan apa yang diharamkan bagi kalian, apa yang harus kalian kerjakan dan apa yang harus kalian tinggalkan. Maka halalkanlah apa yang telah dihalalkanNya, haramkanlah apa yang diharamkanNya, imanilah ayat-ayatnya yang mutasyabihat, amalkanlah ayat-ayatnya yang muhkan, dan jadikanlah tamsil-tamsilnya sebagai pelajaran.
Kemudian Rosullulloh menatap ke langit seraya berdoa, "Wahai Alloh, aku benar-benar telah menyampaikan (risalahku), maka saksikanlah!"...
Labels:
Ucapan
Minggu, 22 Mei 2011
Subhanalloh :)
Suatu ketika datang sekelompok kecil orang yahudi menghadap Khalifah Abu Bakar as,
setelah tiba di hadapan Khalifah Abu Bakar ra,orang yahudi itu memohon untuk menghadap dan melakukan beberapa pertanyaan:
Yahudi : Wahai Tuan,kami datang kemari hanyalah untuk menanyakan beberapa hal pada
anda,sekiranya anda mengizinkan dan mau menjawab beberapa pertanyaan dari
kami!
Abu Bakar ra : Silakan dan apa pertanyaannya,Insya Allah saya akan menjawabnya.
Yahudi : Pertanyaan yang akan kami ajukan adalah sebagai berikut;
Pertama apa yang tidak di ketahui oleh Allah?
Kedua apa yang tidak ada pada diri Allah?
Ketiga apa yang tidak Allah miliki?
Mendengar pertanyaan seperti ini Abu Bakar as-Shidiq ra menjadi marah dan segera mengusir yahudi tersebut kalau tidak akan dicambuk olehnya.
Dengan rasa takut yahudi itu segera pergi meninggalkan Khalifah dan pergi meninggal-
kan kota Madinah.Lalu salah seorang sahabat memberikan usul kepada Khalifah agar yahudi tersebut dipertemukan dengan Sayidina Ali bin Abu Thalib mungkin Abu Turab alias Ali bin Abu Thalib ini mampu menjawab pertanyaan yahudi tersebut.Abu Bakar ra
mengizinkan karena Ali bin Abu Thalib ra memang dikenal pintar karena dia terkenal dengan sebutan Babul Ilmu(pintu ilmu)dikarenakan sebuah hadist Nabi yang mengatakan:
Aku adalah gudang ilmu dan Ali adalah pintunya.Lalu pergilah orang itu untuk mengejar
yahudi tersebut dan menunjukan kepada mereka orang yang mampu menjawab pertanyaan mereka.
Sesampainya dihadapan orang yahudi tersebut dia segera memintanya agar segera menemui
Ali bin Abu Thalib ra.Bersama-sama dengan yahudi mereka pergi menghadap Abul Hasan
(bapaknya Hasan).Sesampainya didepan rumah Sayidina Ali mereka mengetuk pintu dan memberi salam kepada Abul Hasan,dan menerangkan meksud kedatangan mereka:
Ali bin Abu Thalib : Apa yang bisa saya bantu?
Sahabat Muslim : Ya Abul Hasan,Mereka(yahudi)ini baru saja menghadap Khalifah dan
melakukan pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh beliau.
Ali bin Abu Thalib : Pertanyaan apa itu wahai saudaraku?
Yahudi : Ada tiga pertanyaan yang ingin kami tanyakan kepadamu!
Ali bin Abu Thalib : Apa?
Yahudi :
1.Apa yang tidak diketahui oleh Allah?
2.Apa yang tidak ada pada diri Allah?
3.Apa yang tidak Allah miliki?
Ali bin Abu Thalib : Jawaban yang pertama,apa yang tidak Allah ketahui adalah Allah
tidak mengetahui bahwa di langit dan bumi ada Tuhan selain dia
pasti yang mengaku Tuhan selain Dia akan binasa.
Untuk jawaban yang kedua,apa yang tidak ada pada diri Allah ada-
lah ke-Zhaliman,karena Allah tidak pernah men-Zhalimi makhluknya
Untuk yang ketiga apa yang tidak Allah miliki adalah anak dan
istri,karena terlalu hina baginya memiliki anak dan istri.
Yahudi : Engkau benar.Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,dan
Aku bersaksi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.
setelah tiba di hadapan Khalifah Abu Bakar ra,orang yahudi itu memohon untuk menghadap dan melakukan beberapa pertanyaan:
Yahudi : Wahai Tuan,kami datang kemari hanyalah untuk menanyakan beberapa hal pada
anda,sekiranya anda mengizinkan dan mau menjawab beberapa pertanyaan dari
kami!
Abu Bakar ra : Silakan dan apa pertanyaannya,Insya Allah saya akan menjawabnya.
Yahudi : Pertanyaan yang akan kami ajukan adalah sebagai berikut;
Pertama apa yang tidak di ketahui oleh Allah?
Kedua apa yang tidak ada pada diri Allah?
Ketiga apa yang tidak Allah miliki?
Mendengar pertanyaan seperti ini Abu Bakar as-Shidiq ra menjadi marah dan segera mengusir yahudi tersebut kalau tidak akan dicambuk olehnya.
Dengan rasa takut yahudi itu segera pergi meninggalkan Khalifah dan pergi meninggal-
kan kota Madinah.Lalu salah seorang sahabat memberikan usul kepada Khalifah agar yahudi tersebut dipertemukan dengan Sayidina Ali bin Abu Thalib mungkin Abu Turab alias Ali bin Abu Thalib ini mampu menjawab pertanyaan yahudi tersebut.Abu Bakar ra
mengizinkan karena Ali bin Abu Thalib ra memang dikenal pintar karena dia terkenal dengan sebutan Babul Ilmu(pintu ilmu)dikarenakan sebuah hadist Nabi yang mengatakan:
Aku adalah gudang ilmu dan Ali adalah pintunya.Lalu pergilah orang itu untuk mengejar
yahudi tersebut dan menunjukan kepada mereka orang yang mampu menjawab pertanyaan mereka.
Sesampainya dihadapan orang yahudi tersebut dia segera memintanya agar segera menemui
Ali bin Abu Thalib ra.Bersama-sama dengan yahudi mereka pergi menghadap Abul Hasan
(bapaknya Hasan).Sesampainya didepan rumah Sayidina Ali mereka mengetuk pintu dan memberi salam kepada Abul Hasan,dan menerangkan meksud kedatangan mereka:
Ali bin Abu Thalib : Apa yang bisa saya bantu?
Sahabat Muslim : Ya Abul Hasan,Mereka(yahudi)ini baru saja menghadap Khalifah dan
melakukan pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh beliau.
Ali bin Abu Thalib : Pertanyaan apa itu wahai saudaraku?
Yahudi : Ada tiga pertanyaan yang ingin kami tanyakan kepadamu!
Ali bin Abu Thalib : Apa?
Yahudi :
1.Apa yang tidak diketahui oleh Allah?
2.Apa yang tidak ada pada diri Allah?
3.Apa yang tidak Allah miliki?
Ali bin Abu Thalib : Jawaban yang pertama,apa yang tidak Allah ketahui adalah Allah
tidak mengetahui bahwa di langit dan bumi ada Tuhan selain dia
pasti yang mengaku Tuhan selain Dia akan binasa.
Untuk jawaban yang kedua,apa yang tidak ada pada diri Allah ada-
lah ke-Zhaliman,karena Allah tidak pernah men-Zhalimi makhluknya
Untuk yang ketiga apa yang tidak Allah miliki adalah anak dan
istri,karena terlalu hina baginya memiliki anak dan istri.
Yahudi : Engkau benar.Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,dan
Aku bersaksi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.
Labels:
Ucapan
Sabtu, 21 Mei 2011
Dimas, Adik Kecilku
Hari ini, 21 Mei 2011
Pulang sekolah nya ba'da isya sih, tapi karna mampir ke suatu tempat dulu nyampe rumah jam 8an deh.
Nyampe rumah seperti biasa, ketuk pintu dan salam dulu.
"Assalamualaykum"
Dari dalam rumah pun juga terdengar jawaban salam
"wa alaykum salam"
Wah, ini suara tante ku ki, brarti adik sepupuku datang.
Pintu garasi di buka.
Dari dalam terlihat adik ku itu dengan tante ku itu.
Dimas nama nya.
Alhamdulillah sudah bisa berjalan.
Tapi baru bisa berceloteh.
Tapi ya sebagaimana biasanya adik kecil, justru celotehannya lah yang bikin lucu dan mampu membuat kita tersenyum sendiri.
Sempat senyum lama, karna celotehannya tadi terdengar seperti panggilan buatku.
"abang" seperti itu kurang lebih tadi terdengar di telingaku.
Ternyata kelucuannya tidak hanya sampai situ.
Sampai di rumah, seperti biasa alhamdulillah ada jajanan di atas meja makan.
Dan jajanan kali ini adalah kue pukis.
Aku ambil dua buah. hehe
Ya kan beda warna soal nya, yang satu coklat yang satu nya ijo.. hehe
Eh, ternyata warna ijo nya pukis itu menarik hati adik sepupu ku ini.
Akhirnya aku makan berdua dengan adikku di tangga sebagai dudukan nya..
so sweet ki.. :D
Dan terjadi sesuatu yang menurutku bikin aku malu banget ki.
Seperti hal nya kebanyakan anak2 usia 1-2 tahunan, mereka masih agak belepotan dengan makanan mereka..
Dan kue pukis yang dimakan adik ku pun jatuh sebagian.
Adek ku yang melihat itu pun mengambil kue pukis nya itu.
Aku yang melihatnya mengambil kue pukis yang jatuh itu agar tidak dimakan oleh adik ku.
Dan (bodoh e aku), aku ngebuang pukis itu sak penak e di deketku alias ngembaliin kue itu jatuh lagi di lantai.
Adik ku yang kecil ini yang melihatnya mengambil kue itu, dan aku melakukan hal yang sama lagi, mengambil kue itu dan berniat membuang nya.
Eh pas mau buang dia terlihat tidak terima dengan berceloteh yang aneh, lantas aku tetap membuat alias mengembalikan kue itu ke tempatnya seula saat jatuh tadi.
Adik ku yang melihat itu dengan cepat mengambil nya dan memakannya.
Aku semula berniat mengambil nya (bahkan tangan ku hampir masuk mulutnya), tapi niat itu nggak jadi.
Dan aku malah berpikir mendapat sesuatu yang berharga dari adikku yang luar biasa ini.
Subhanalloh :)
Pulang sekolah nya ba'da isya sih, tapi karna mampir ke suatu tempat dulu nyampe rumah jam 8an deh.
Nyampe rumah seperti biasa, ketuk pintu dan salam dulu.
"Assalamualaykum"
Dari dalam rumah pun juga terdengar jawaban salam
"wa alaykum salam"
Wah, ini suara tante ku ki, brarti adik sepupuku datang.
Pintu garasi di buka.
Dari dalam terlihat adik ku itu dengan tante ku itu.
Dimas nama nya.
Alhamdulillah sudah bisa berjalan.
Tapi baru bisa berceloteh.
Tapi ya sebagaimana biasanya adik kecil, justru celotehannya lah yang bikin lucu dan mampu membuat kita tersenyum sendiri.
Sempat senyum lama, karna celotehannya tadi terdengar seperti panggilan buatku.
"abang" seperti itu kurang lebih tadi terdengar di telingaku.
Ternyata kelucuannya tidak hanya sampai situ.
Sampai di rumah, seperti biasa alhamdulillah ada jajanan di atas meja makan.
Dan jajanan kali ini adalah kue pukis.
Aku ambil dua buah. hehe
Ya kan beda warna soal nya, yang satu coklat yang satu nya ijo.. hehe
Eh, ternyata warna ijo nya pukis itu menarik hati adik sepupu ku ini.
Akhirnya aku makan berdua dengan adikku di tangga sebagai dudukan nya..
so sweet ki.. :D
Dan terjadi sesuatu yang menurutku bikin aku malu banget ki.
Seperti hal nya kebanyakan anak2 usia 1-2 tahunan, mereka masih agak belepotan dengan makanan mereka..
Dan kue pukis yang dimakan adik ku pun jatuh sebagian.
Adek ku yang melihat itu pun mengambil kue pukis nya itu.
Aku yang melihatnya mengambil kue pukis yang jatuh itu agar tidak dimakan oleh adik ku.
Dan (bodoh e aku), aku ngebuang pukis itu sak penak e di deketku alias ngembaliin kue itu jatuh lagi di lantai.
Adik ku yang kecil ini yang melihatnya mengambil kue itu, dan aku melakukan hal yang sama lagi, mengambil kue itu dan berniat membuang nya.
Eh pas mau buang dia terlihat tidak terima dengan berceloteh yang aneh, lantas aku tetap membuat alias mengembalikan kue itu ke tempatnya seula saat jatuh tadi.
Adik ku yang melihat itu dengan cepat mengambil nya dan memakannya.
Aku semula berniat mengambil nya (bahkan tangan ku hampir masuk mulutnya), tapi niat itu nggak jadi.
Dan aku malah berpikir mendapat sesuatu yang berharga dari adikku yang luar biasa ini.
Subhanalloh :)
Labels:
Renungan
Rabu, 18 Mei 2011
Lautan Embun itu Bernama Syukur
Hariku begitu luar biasa setiap harinya..
Begitu banyak hal yang membuatku merasa betah tuk terus bernafas..
Meski bukan lantas aku takut tuk mati..
Namun dengan melihat sekeliling ku saat ini sungguh membuatku tak pernah bosan tuk menjalaninya..
Yang kulihat bukanlah tak ada nya mobil di rumahku..
Yang kulihat bukanlah kumpulan-kumpulan baju baru yang memang tak ku miliki..
Yang kulihat bukanlah berlembar-lembar uang yang memang sekarang-sekarang ini jarang mengisi dompetku..
Yang kulihat jauh dari itu semua..
Jauh dari yang disebut orang sebagai materi..
Kehidupanku saat ini sungguh sebuah rasa syukur yang hebat bagiku..
Terbangun tidurku karna seakan-akan ada belaian dariNYA agar aku tak pernah lupa tuk mengawali hari dengan bersujud kepadanya di kala orang banyak lebih memilih tuk tidur di peraduannya..
Aktifitas pagi yang dikelilingi oleh keluarga yang begitu kusayangi..
Keluarga yang aku rasa memiliki cara nya tersendiri tuk menunjukkan kasih sayang mereka..
Papa yang selalu setia dengan tausyiah-tausyiah nya..
Mama yang selalu siap untuk membantu anak-anak nya..
Abang yang aneh tapi begitu luar biasa bagiku..
Kakak yang terkesan begitu misterius tetapi ternyata memang tak ada dua nya..
Adik yang sepintas bikin emosi tetapi emang dah wajah polos nya mengingatkanku bahwa manusia itu memiliki fitroh suci..
Berangkat ke sekolah..
Dalam perjalanan tak bisa ku hanya fokus di jalan..
Terlalu banyak yang menyusup dalam pikiranku ini..
Memang dunia ini tidak menyisakan tempat lagi tuk manusia agar ia tak mampu melihat keagungan Tuhannya..
Ketika melalui itu teringat akan sebuah kata yang mungkin sudah tak asing lagi buat kita..
"Ketika engkau berhadapan pada dunia, masih banyak yang lebih kurang beruntung daripada kita, maka bersyukurlah sahabat. Dan ketika kita berhadapan pada akhirat, masih banyak yang lebih mulia daripada kita, maka bersungguh-sungguhlah kawan"
Melihat butiran-butiran halal itu menetes demi sesuap nasi..
Melihat senyum itu mengembang di kala membayangkan wajah senang buah hati ketika ia pulang membawa rejeki..
Alhamdulillah..
Kata itu sahabat yang keluar dari mulut mereka ketika pernah iseng aku bertanya..
"Bu, maaf, kalo jualan seperti ini bisa untuk kehidupan sehari-hari ya mbak ?"
"Ya Alhamdlulillah mas," jawab pejuang mulia itu dengan senyum yang membuatku merasa tak pantas untuk tidak bersyukur saat ini..
Tampilkan cermin diri di hadapan mu Luthfi..
Lihat sosok yang hampir gendut itu !
Memakai kacamata yang harga nya mampu untuk mereka bertahan hidup selama sebulan !
Memakai pakaian yang mungkin sering kau bertanya mengapa tidak ganti-ganti..
Padahal mereka ada yang jangan kan ganti, punya pun tidak !
Sekarang HP mu rusak kan ?
Bagaimana rasa nya Luthfi ?
Bisakah engkau hidup tanpa menggunakan alat komunikasi itu ?
Ya.. Terlalu banyak yang harus aku syukuri..
Lihat sekelilingmu..
Ada banyak sekali ikhwan dan akhwat yang terikat oleh mu dengan tali ukhuwah..
Lihat ! Seberapa sering kamu mengecewakan mereka Luthfi !
LIAT !
LIAT lah wahai insan yang masih diberi mata, hati, dan telinga !
Maaf, tetapi rasa syukur ini begitu besar sekarang bagiku..
Mungkin dulu aku pernah khilaf..
Tapi tolong jangan jadikan perbuatan ku itu hujjah bagi mu agar kau mampu menyebut namaku ketika kau salah..
"luthfi aja kayak gitu !"
Maaf, aku juga sering khilaf kawan..
Maaf..
Rasa syukur ini kembali mendekap ku..
Mengusir segala keraguan akan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil..
Aku takut begitu banyak syukur yang aku dustakan..
Aku takut kawan jika syukur ini dicabut dari ku..
maka tak berlebihan jika dari lisan ini kan selalu terucap..
ALHAMDULILLAH :)
Begitu banyak hal yang membuatku merasa betah tuk terus bernafas..
Meski bukan lantas aku takut tuk mati..
Namun dengan melihat sekeliling ku saat ini sungguh membuatku tak pernah bosan tuk menjalaninya..
Yang kulihat bukanlah tak ada nya mobil di rumahku..
Yang kulihat bukanlah kumpulan-kumpulan baju baru yang memang tak ku miliki..
Yang kulihat bukanlah berlembar-lembar uang yang memang sekarang-sekarang ini jarang mengisi dompetku..
Yang kulihat jauh dari itu semua..
Jauh dari yang disebut orang sebagai materi..
Kehidupanku saat ini sungguh sebuah rasa syukur yang hebat bagiku..
Terbangun tidurku karna seakan-akan ada belaian dariNYA agar aku tak pernah lupa tuk mengawali hari dengan bersujud kepadanya di kala orang banyak lebih memilih tuk tidur di peraduannya..
Aktifitas pagi yang dikelilingi oleh keluarga yang begitu kusayangi..
Keluarga yang aku rasa memiliki cara nya tersendiri tuk menunjukkan kasih sayang mereka..
Papa yang selalu setia dengan tausyiah-tausyiah nya..
Mama yang selalu siap untuk membantu anak-anak nya..
Abang yang aneh tapi begitu luar biasa bagiku..
Kakak yang terkesan begitu misterius tetapi ternyata memang tak ada dua nya..
Adik yang sepintas bikin emosi tetapi emang dah wajah polos nya mengingatkanku bahwa manusia itu memiliki fitroh suci..
Berangkat ke sekolah..
Dalam perjalanan tak bisa ku hanya fokus di jalan..
Terlalu banyak yang menyusup dalam pikiranku ini..
Memang dunia ini tidak menyisakan tempat lagi tuk manusia agar ia tak mampu melihat keagungan Tuhannya..
Ketika melalui itu teringat akan sebuah kata yang mungkin sudah tak asing lagi buat kita..
"Ketika engkau berhadapan pada dunia, masih banyak yang lebih kurang beruntung daripada kita, maka bersyukurlah sahabat. Dan ketika kita berhadapan pada akhirat, masih banyak yang lebih mulia daripada kita, maka bersungguh-sungguhlah kawan"
Melihat butiran-butiran halal itu menetes demi sesuap nasi..
Melihat senyum itu mengembang di kala membayangkan wajah senang buah hati ketika ia pulang membawa rejeki..
Alhamdulillah..
Kata itu sahabat yang keluar dari mulut mereka ketika pernah iseng aku bertanya..
"Bu, maaf, kalo jualan seperti ini bisa untuk kehidupan sehari-hari ya mbak ?"
"Ya Alhamdlulillah mas," jawab pejuang mulia itu dengan senyum yang membuatku merasa tak pantas untuk tidak bersyukur saat ini..
Tampilkan cermin diri di hadapan mu Luthfi..
Lihat sosok yang hampir gendut itu !
Memakai kacamata yang harga nya mampu untuk mereka bertahan hidup selama sebulan !
Memakai pakaian yang mungkin sering kau bertanya mengapa tidak ganti-ganti..
Padahal mereka ada yang jangan kan ganti, punya pun tidak !
Sekarang HP mu rusak kan ?
Bagaimana rasa nya Luthfi ?
Bisakah engkau hidup tanpa menggunakan alat komunikasi itu ?
Ya.. Terlalu banyak yang harus aku syukuri..
Lihat sekelilingmu..
Ada banyak sekali ikhwan dan akhwat yang terikat oleh mu dengan tali ukhuwah..
Lihat ! Seberapa sering kamu mengecewakan mereka Luthfi !
LIAT !
LIAT lah wahai insan yang masih diberi mata, hati, dan telinga !
Maaf, tetapi rasa syukur ini begitu besar sekarang bagiku..
Mungkin dulu aku pernah khilaf..
Tapi tolong jangan jadikan perbuatan ku itu hujjah bagi mu agar kau mampu menyebut namaku ketika kau salah..
"luthfi aja kayak gitu !"
Maaf, aku juga sering khilaf kawan..
Maaf..
Rasa syukur ini kembali mendekap ku..
Mengusir segala keraguan akan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil..
Aku takut begitu banyak syukur yang aku dustakan..
Aku takut kawan jika syukur ini dicabut dari ku..
maka tak berlebihan jika dari lisan ini kan selalu terucap..
ALHAMDULILLAH :)
فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
d"Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS, 55:55)r
Labels:
Renungan
Selasa, 17 Mei 2011
CERMIN DIRI eps 4 (last episode)
Pagi hari nya, pagi hari yang baru bagi Alfian. Dia telah bertekad untuk mengucapkan maaf dan terima kasih pada Hafitsah atas apa yang sudah terjadi. Dia telah bertekad bahwa dia akan menjadi insan yang baru. Dan dia langsung berpikir bahwa kesalahan yang pertama yang harus ia luruskan adalah kesalahannya dengan Hafitsah dulu.
Sepeda motor kesayangannya itu ternyata masih belum bisa digunakan, maka ia terpaksa berjalan kaki lagi dan kemudian naik bis kota. Perjalanan yang panas dan cukup melelahkan tak ia hiraukan. Perjalanan ini sangat melelahkan karna jarak dari halte Trans Jgja ke rumah Hafitsah begitu jauh dan sangat sedikit pohon yang mampu menjadi payung dalam panas nya matahari. Mungkin hanya niat dan tekad nya lah yang mampu meredam rasa panas itu.
Akhirnya dia telah tiba di rumah Hafitsah. Rumah berwarna merah jambu, karna memang Hafitsah adalah anak perempuan yang pertama sekaligus yang terakhir, alias anak tunggal sehingga apapun yang dia inginkan selalu dipenuhi termasuk warna cat temboh rumahnya.
"Assalamualaykum" salam Alfian sambil mengetuk pintu. Alfian mengulangi salam itu sampai tigakali, tetapi ternyata Hafitsah yang sudah terlanjur benci pada Alfian tidak mau menemui nya bahkan pintu rumah Hafitsah itu tidak tebuka lagi untuk Alfian. Alfian awal nya kecewa namun Alfian yang sudah memperkirakan hal itu pun lantas menaruh sepucuk surat untuk nya di depan pintu. Sambil keluar dari pintu rumah nya Alfian berkata, "Maaf Hafitsah atas apa yang telah terjadi tetapi terima kasih karna berkat kamu juga maka aku bisa berubah. Dan selamat tinggal Hafitsah," Kata Alfian tersenyum dan siap melalui hari nya, namun memang ternyata Alloh memiliki kehendak lain. Ketika ia hendak menuju ke halte Trans Jogja, ada motor yang melaju kencang dan menabraknya hingga membuatnya terbang sejauh 10 meter, darah segar keluar dari kepalanya dan dia meninggal seketika sambil terlihat senyum di mulut nya setelah mengucap akhirul kalam "laa illahaillalloh muhammadurrosullulloh,"
Setelah melihat situasi bahwa Alfian sudah tidak ada di depan rumah nya itu, maka Hafitsah membuka pintu rumah nya untuk sekedar memastikan bahwa Alfian sudah pergi jauh dari rumahnya. Alangkah terkejutnya ketika ia menemukan secarik kertas. Lalu secarik kertas itu ia bawa masuk dan ia letakkan di meja kamarnya. "Ah nanti biar tak baca setelah mandi dan beres-beres rumah ah," pikir Hafitsah.
Setelah semua urusan beres, Hafitsah lantas teringat akan surat yang tadi ia letakkan di atas meja nya, ia raih kertas itu dan dia membaca nya dengan penuh seksama. Ekspresi Hafitsah pun berubah dari yang enggan tuk membaca menjadi begitu terharu akan surat itu. "Apakah ini benar-benar surat yang ditulis Alfian yang dulu ia kenal ?" Tanya Hafitsah dalam hati.
Setelah melihat situasi bahwa Alfian sudah tidak ada di depan rumah nya itu, maka Hafitsah membuka pintu rumah nya untuk sekedar memastikan bahwa Alfian sudah pergi jauh dari rumahnya. Alangkah terkejutnya ketika ia menemukan secarik kertas. Lalu secarik kertas itu ia bawa masuk dan ia letakkan di meja kamarnya. "Ah nanti biar tak baca setelah mandi dan beres-beres rumah ah," pikir Hafitsah.
Setelah semua urusan beres, Hafitsah lantas teringat akan surat yang tadi ia letakkan di atas meja nya, ia raih kertas itu dan dia membaca nya dengan penuh seksama. Ekspresi Hafitsah pun berubah dari yang enggan tuk membaca menjadi begitu terharu akan surat itu. "Apakah ini benar-benar surat yang ditulis Alfian yang dulu ia kenal ?" Tanya Hafitsah dalam hati.
Tiba-tiba suara ring tone terdengar dari HP milik Hafitsah dan pada display layar nya tertulis nama Bu Harjo, nama dari bunda Alfian. "Halo Assalamualaykum," angkat Hafitsah dengan suara lembut nya seperti biasa meski ada tanya mengapa ibunda dari Alfian menghubunginya.
"Wa alaykum salam nak, ibu mau ngasih kabar, Alfian, Alfian," jawab ibunda Alfian dengan terbata-bata dan terdengar meredam tangisnya. Hafitsah yang mendengar suara ibunda Alfian langsung diselimuti perasaan cemas yang membuat keringat dingin nya keluar.
"Ada apa bu dengan Alfian ?" tanya Hafitsah panik
"Alfian sudah meninggal dunia nak." tangis ibunda Alfian pun pecah disusul dengan membeku nya hafitsah tak berdaya seakan-akan semua nya menjadi lemah dan tak berdaya.
"Nanti dia akan dimakamkan Jam 2 siang di pemakaman umum Wonocatur nak, udah ya tolong ikhlaskan kalo Alfian punya banyak kesalahan dengan kamu, saya tahu kamu marah sama anak saya tapi tolong ikhlaskan ya nak segala kesalahan anak saya, sudah dulu nak assalamualaykum," lanjut ibunya masih terisak-isak Betapa kagetnya Hafitsah mendegar hal itu di dalam kamarnya. Sekarang dia hanya bisa memandangi sepucuk surat yang kini ada dalam gengamannya. Sepucuk surat terakhir dari Alfian. Yang kini hanya bisa ia baca isi surat itu tanpa bisa lagi melihat si penulis surat itu, suara Alfian yang tengah berbicara melalui surat itu pun terngiang dalam pikirannya.
Assalamualaykum wa Rohmatullohi wa Barokatuh
Untuk seorang permaisuri surga
Untuk permata dunia yang paling indah
Untuk sosok yang tak kenal lelah
Hafitsah
Mungkin jika surat ini ada dalam genggaman mu, Hafitsah. Ini adalah tanda bahwa engkau telah menutup mati pintu hati mu untuk ku Hafitsah. Engkau pasti membenciku atas apa yang telah aku lakukan dulu kepadamu. Aku yang telah membawamu dari fitrah kita sebagai manusia menuju ke jalan yang tak bisa dibedakan mana manusia dan mana yang bukan manusia. Aku yang telah jauh dari Tuhan Yang Menciptakan kita. Alloh Azza wa Jalla Maka tak kan heran jika engkau masih membenci ku Hafitsah. Namun satu hal yang ingin agar kau tahu Hafitsah, aku tidak akan bisa membencimu bahkan jika aku ingin membencimu. Karna aku pernah mendengar sebuah nasihat padaku bahwasanya "Seorang lelaki tidak akan bisa membenci seorang wanita yang baik karna ketika kita membenci satu perangai nya maka akan banyak perangainya yang lain yang akan lelaki itu sukai". Ya lelaki itu adalah aku, dan wanita baik itu adalah kamu Hafitsah. Maka dari itu Hafitsah, ijinkan saya meminta maaf kepadamu dan mengucapkan terima kasih, karna berkat mu juga lah, aku bisa hijrah dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang, dari yang penuh kehinaan menuju jalan yang penuh ketentraman dalam dekapan NYA. Semoga Alloh mempertemukan aku dan engkau di surga NYA kelak, jika tak bisa sebagai pendamping hidupku, semoga bisa sebagai sahabat sejati, sahabat yang diikat atas dasar ukhuwah dan cinta karna Alloh, karna memang cinta karnaNYA lah yang kan mendasari tiap langkah demi langkah kaki kita dan tiap tarikan serta hembusan nafas kita yang lemah ini. Akhirul Kalam. Wahai Hafitsah, sekarang aku pun masih ingin mengucap bahwa "aku mencintai mu karna Alloh".
Dari insan yang tak pernah luput dari dosa
Dari insan yang hijrah
Dari insan yang menghambakan diri pada Tuhannya
Alfian
Hafitsah hanya bisa menangis dalam sepi. Menangisi bahwa ia telah kehilangan sosok pemuda. Sosok idaman Hafitsah yang tak akan ia tolak tuk menjadi pendamping dalam hidupnya di dunia dan di akhirat.
Labels:
story
CERMIN DIRI eps 3
Bulan dan bintang telah menandakan datang nya malam dan lampu-lampu rumah yang telah padam satu-persatu itu menandakan bahwa malam telah sampai pada saat manusia sebagian besar memilih tuk memenuhi panggilan peraduannya yang memang lebih menyenangkan bagi kebanyakan manusia itu. Tetapi seruan peraduan yang menarik banyak orang itu tidak lah berlaku pada Alfian. Malam itu ia bersujud menghambakan dirinya pada Alloh dalam sholat nya. Ia saat ini benar-benar merasa malu di hadapan Tuhannya karna kebodohan yang telah ia lakukan sampai saat ini. Di sebuah musholla kecil itu ia bersujud sendiri dalam dekapan Illahi yang membawa bulir-bulir air mata itu tak kuasa tertahan untuk tidak tertumpahkan sebagai ihwal awal bahwa ia benar-benar merasa lemah dan tak berdaya di hadapan Alloh Yang Maha Kuasa itu.
Di tengah ia berdzikir, tampak sosok seorang pemuda yang datang dan kemudian melaksanakan sholat. Pemuda itu tampak bercahaya dan pakaian nya yang berwarna serba putih yang tersinari oleh cahaya bulan yang saat itu memang sedang penuh menambah ketertarikan Alfian untuk mencari tahu tentang siapa pria itu. Namun entah kenapa ia tidak mampu melihat rupa dari pemuda itu. Akhirnya, karena tak ingin menyianyiakan waktu Alfian lebih memilih tuk kembali khusyuk dalam ibadah malam nya tersebut.
"Ya Alloh, hamba takut, apabila dosa hamba yang sekian banyak ini tidak lah dapat engkau hapuskan. Hamba yang benar-benar telah mabuk akan dunia, hamba yang jarang membanggakan orang tua, hamba yang ahli maksiat ini ya Alloh. Terlampau banyak dosa ini ya Alloh. Hamba pun bingung dengan nanti reaksi dari teman-teman hamba, yang mampu menggoyahkan keyakinan hamba ini ya Alloh !" Doa Alfian dalam isak tangis nya. Dengan masih terbata-bata ia melanjutkan doanya "Yaa Muqollibal Quluub, Tsabbit qalbiy 'alaa diinika, Wahai Dzat Yang Mampu Membolak-balikkan Hatiku ini, tetapkanlah hati ku ini terhadap agama mu Ya Alloh," doa Alfian yang membuat semakin deras lah air mata nya yang kini tumpah di pipi nya itu.
"Ya Alloh, hamba takut, apabila dosa hamba yang sekian banyak ini tidak lah dapat engkau hapuskan. Hamba yang benar-benar telah mabuk akan dunia, hamba yang jarang membanggakan orang tua, hamba yang ahli maksiat ini ya Alloh. Terlampau banyak dosa ini ya Alloh. Hamba pun bingung dengan nanti reaksi dari teman-teman hamba, yang mampu menggoyahkan keyakinan hamba ini ya Alloh !" Doa Alfian dalam isak tangis nya. Dengan masih terbata-bata ia melanjutkan doanya "Yaa Muqollibal Quluub, Tsabbit qalbiy 'alaa diinika, Wahai Dzat Yang Mampu Membolak-balikkan Hatiku ini, tetapkanlah hati ku ini terhadap agama mu Ya Alloh," doa Alfian yang membuat semakin deras lah air mata nya yang kini tumpah di pipi nya itu.
Setiap detik berlalu berganti menit, menit telah bersatu menjadi jam hingga akhirnya tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu subuh. Dan di dalam musholla itu masih hanya mereka berdua yang ada. Pemuda itu tiba-tiba menyerukan azan subuh yang begitu indah, yang membuat tubuh ini terasa malu jika sampai tak memenuhi seruan Alloh itu untuk sholat. Pasca pemuda itu selesai azan ia mendatangi Alfian yang hendak berdiri untuk sholat rawatib.
"Assalamualaykum" salam pemuda itu kepada Alfian.
"Wa alaykum salam" jawab Alfian, kemudian pemuda itu diam sebentar dan berkata,
"Sahabatku, betapa senang hatiku melihat dirimu telah memilih tuk menjadi insan yang lebih baik seperti saat ini. Sahabatku, jangan pernah takut tuk menjadi insan yang menghambakan dirinya pada Alloh. Inilah sosok Alfian yang sebenarnya, ini bukanlah sesuatu yang nantinya orang kan berkata bahwa ini bukan sosok mu Alfian, atau bahkan kau akan dibilang munafik atas perubahan mu ini Alfian. Tetapi berkata lah, berkatalah dengan penuh keyakinan Alfian ! Bahwa inilah aku ! Alfian yang telah kembali pada fitrahnya sebagai hamba Alloh yang menegakkan kebaikan dan mencegah pada hal yang bathil ! Kamu pasti bisa kawan ! Kamu pasti bisa ! Bukankah Alloh telah berfirman Katakanlah bahwa inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan Hujjah yang nyata, Maha Suci Alloh, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik !" Kata pemuda itu dengan penuh kesabaran yang mampu menentramkan hati seraya meninggalkan masjid. Alfian yang dari tadi mendengarkan kemudian berlari mengejar pemuda itu, "Berhenti siapa kamu sebenarnya ?" Tanya Alfian. Pemuda itu memalingkan wajah nya dan ternyata kali ini Alfian dapat melihat wajah pemuda itu. Alfian terkejut dengan apa yang ia lihat. "Alfian, aku adalah akhlak mu, aku datang berwujud sebagai akhlak dan hati mu Alfian. Pertama aku datang padamu dalam keadaan tak ada atau mati karna hati mu saat itu tengah mati, kemudian aku datang pada mu dalam keadaan sebagai kakek tua yang buruk rupa karna akhlak dan hati mu telah mulai hidup namun masih bobrok dan sekarat hingga hampir membunuh dirimu sendiri. Kemudian aku muncul masih dalam keadaan kakek tapi sudah terlihat bersih karna di situ engkau sudah mulai bertekad dan berbenah Alfian. Dan sekarang saksikanlah hatimu dan akhlak mu ini, karna engkau telah hijrah, dari dunia yang memabukkan menuju dunia yang mampu menentramkan tiap kalbu manusia, saksikanlah wahai Alfian sahabatku bahwa Rosullulloh pernah bersabda bahwa nantinya kita kan dipertemukan di alam kubur, sebagai sahabat mu yang menemanimu hingga hari kiamat tiba. Alfian aku hanya serpihan cermin diri mu sobat. Alfian sahabatku sampai bertemu lagi di hari saat mulut dikunci itu dan aku lah yang akan membela mu dan menjadi juru bicara mu. Semoga saat itu tiba, kebaikan lah yang kan aku ucapkan Alfian, tangan yang kau gunakan tuk memberi, mulut yang kau gunakan tuk berkata jujur dan dzikir, mata yang kau gunakan tuk melihat kebaikan, hati dan pikiran yang terus kau isi dengan nama NYA," kata sosok pemuda itu yang ternyata memiliki rupa persis dengan Alfian. Tiba-tiba menghilang. Alfian tersadar dan entah bagaimana sekarang dia telah tersadar dalam keadaan memegang microphone. "Subhanalloh" ucap nya penuh haru saat itu.
BERSAMBUNG
Labels:
story
CERMIN DIRI eps 2
Karena ninja 200cc yang ia bangga-bangga kan sedang rusak setelah ia gunakan untuk balapan liar dengan teman-teman se gank nya, maka hari ini dia harus rela pulang dengan menggunakan bis kota . Di dalam bis itu ia masih saja terus memikirkan kejadian yang menimpanya ini hingga tak sadar telah sampailah ia di jalan yang semesti nya ia telah turun. meski sudah teratur nafas nya, tapi rasa nya denyut jantung nya belum bisa ia atur karna kejadian hari ini begitu mengejutkan bagi nya.
"Pak ! Pak ! Kiri pak ! Kiri !" teriak Alfian yang terlihat kaget itu. Ternyata bis sudah terlanjur melaju melewati tempat yang seharusnya Alfian turun. Bus pun berhenti dan Alfian turun dari bis kota itu. Bis lalu melaju dengan memberikan gumpalan asap hitamnya ke arah Alfian. "Wah Sialan tu bis ! Ada apa to hari ini !" Umpat Alfian dengan penuh kesal.Alfian terpaksa berjalan agak jauh dari tempat yang semestinya dan harus melewati jalan yang terdapat kalinya itu. Kali yang seperti kebanyakan di Indonesia mungkin, yang warna nya telah berubah tak lagi jernih namun butek karna limbak-limbah rumah tangga bercampur dengan material alam yang kini membuatnya tak enak lagi tuk dipandang.
Tiba-tiba di dekatnya ada suara benda jatuh ke dalam air. Alfian mencari sumber dari suara itu. ternyata itu adalah suara seorang gadis kecil yang terjatuh ke sungai. Tanpa banyak berpikir Alfian spontan lompat masuk ke dalam sungai dan menolong gadis kecil itu. Dia tidak mengalami kesulitan dalam berenang tuk menyelamatkan gadis kecil itu karna dulu juga dia sering bermain-main di kali dengan teman-teman nya. Alfian dengan sigap membawa gadis kecil itu ke permukaan, dia baringkan gadis kecil itu dan melakukan penyelamatan sejauh yang Alfian bisa, yaitu menekan-nekan bagian dada dari gadis kecil itu. Alhamdulillah, karna belum begitu banyak air yang diminum oleh gadis kecil itu, nyawa sang gadis kecil itu tertolong dan gadis kecil itu siuman.
"Adeik, adik kecil ?", panggil Alfian dengan lembutnya. Karna mungkin takut atau juga karna insting anak-anak, maka gadis kecil itu pun langsung menangis sekeras-keras nya. Alfian yang melihat hal itu bingung, namun entah mendapat bisikan dari mana ia langsung memeluk gadis itu dengan lembut nya. Dan tangisan gadis kecil itu pun berhenti. "Tenang ya dik, adik akan baik-baik saja kok," kata Alfian dengan penuh kelembutan. Alfian yang merasakan telah menolong sesorang entah kenapa hatinya merasakan sesuatu yang aneh, yang jarang dia rasakan. Lantas dia diam dan hati kecil nya lah yang kemudian berkata, "Ya Alloh, ternyata begitu nikmatnya menolong seseorang, mengapa aku tidak menyadarinya dari dulu Ya Alloh," ucap nya dengan penuh rasa yang campur aduk dalam dirinya.
Alfian menanyakan nama dan rumah dari gadis kecil itu yang ternyata bernama Annisa, tetangga nya yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumah Alfian. Maka Alfian pun menggendong nya dan mengantarkan nya menuju ke rumah. Dari bibir mungil yang lemah itu terdengar kata yang lirih, "Terima kasih ya mas, Mas memang orang baik deh," di sambut senyum polos nan tulus dari bibir si kecil Annisa itu. Alfian pun hanya membalas nya dengan senyum getir seraya dalam hati berkata, "Ya Alloh aku malu pada MU ya Alloh, ada hamba MU yang begitu polos yang mengatakan bahwa orang yang penuh keburukan ini adalah orang baik ya Alloh. Aku malu pada MU dan gadis kecil ini ya Alloh," kata hati nya yang kini terus menerus bergetar.
Tiba-tiba di dekatnya ada suara benda jatuh ke dalam air. Alfian mencari sumber dari suara itu. ternyata itu adalah suara seorang gadis kecil yang terjatuh ke sungai. Tanpa banyak berpikir Alfian spontan lompat masuk ke dalam sungai dan menolong gadis kecil itu. Dia tidak mengalami kesulitan dalam berenang tuk menyelamatkan gadis kecil itu karna dulu juga dia sering bermain-main di kali dengan teman-teman nya. Alfian dengan sigap membawa gadis kecil itu ke permukaan, dia baringkan gadis kecil itu dan melakukan penyelamatan sejauh yang Alfian bisa, yaitu menekan-nekan bagian dada dari gadis kecil itu. Alhamdulillah, karna belum begitu banyak air yang diminum oleh gadis kecil itu, nyawa sang gadis kecil itu tertolong dan gadis kecil itu siuman.
"Adeik, adik kecil ?", panggil Alfian dengan lembutnya. Karna mungkin takut atau juga karna insting anak-anak, maka gadis kecil itu pun langsung menangis sekeras-keras nya. Alfian yang melihat hal itu bingung, namun entah mendapat bisikan dari mana ia langsung memeluk gadis itu dengan lembut nya. Dan tangisan gadis kecil itu pun berhenti. "Tenang ya dik, adik akan baik-baik saja kok," kata Alfian dengan penuh kelembutan. Alfian yang merasakan telah menolong sesorang entah kenapa hatinya merasakan sesuatu yang aneh, yang jarang dia rasakan. Lantas dia diam dan hati kecil nya lah yang kemudian berkata, "Ya Alloh, ternyata begitu nikmatnya menolong seseorang, mengapa aku tidak menyadarinya dari dulu Ya Alloh," ucap nya dengan penuh rasa yang campur aduk dalam dirinya.
Alfian menanyakan nama dan rumah dari gadis kecil itu yang ternyata bernama Annisa, tetangga nya yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumah Alfian. Maka Alfian pun menggendong nya dan mengantarkan nya menuju ke rumah. Dari bibir mungil yang lemah itu terdengar kata yang lirih, "Terima kasih ya mas, Mas memang orang baik deh," di sambut senyum polos nan tulus dari bibir si kecil Annisa itu. Alfian pun hanya membalas nya dengan senyum getir seraya dalam hati berkata, "Ya Alloh aku malu pada MU ya Alloh, ada hamba MU yang begitu polos yang mengatakan bahwa orang yang penuh keburukan ini adalah orang baik ya Alloh. Aku malu pada MU dan gadis kecil ini ya Alloh," kata hati nya yang kini terus menerus bergetar.
Begitu Alfian sampai di depan rumah Annisa, ibunda Annisa sedang menyapu halaman. Ia spontan kaget dengan keadaan Annisa yang terlihat sangat lemas. "Annisa ! Kamu kenapa nduk ?" Ibunda Annisa langsung merebut Annisa dari pelukan Alfian. Tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Alfian, ibunda Annisa itu marah dan mengusir Alfian karna mengira Alfian yang terkenal nakal lah yang telah membuat Annisa seperti ini. "Kamu apakan anak ku ! Dasar pemuda sampah ! Tidak ada gunanya kamu di dunia ini ! Pergi saja kamu !" Bentak ibunda Annisa dengan kasarnya sambil ia menggendong Annisa masuk ke dalam umah nya. Beruntung ayah dari Annisa tidak di rumah sehingga hanya ibu nya Annisa lah yang marah-marah. Alfian yang mendengar hal itu lantas memilih pergi dengan rasa marah yang bercampur dengan kesedihan yang mendalam.
Di tengah jalan, Alfian benar-benar menjadi bingung akan hal ini, "Kenapa seperti ini ya Alloh ? Apakah ini tanda bahwa aku tidak diijinkan tuk berbuat kebaikan ?" tanya Alfian dalam hati. Belum sempat Alfian melanjutkan pertanyaannya itu, tiba-tiba dia bertemu dengan seorang kakek tua memakai tongkat dan baju putih. Berbeda dengan yang di masjid tadi, kali ini kakek itu terlihat lebih muda dan rapi. Tiba-tiba Kakek itu mendekat ke arah Alfian.
"Hai anak muda, apakah kamu kira untuk berbuat kebaikan itu jauh lebih mudah dari berbuat kerusakan di muka bumi ini ? jika kamu masih berpikir seperti itu maka bersiap-siaplah anakku, bahwa dalam kenyataan nya nanti akan banyak fitnah atau cobaan yang akan engkau temui. Fitnah ataupun cobaan yang hanya bisa dilalui oleh insan yang beriman dan berpegang teguh pada ajaran Tuhannya. Insan yang tak kan pernah mengenal kata putus asa. Tetap ingatlah anakku bahwa Alloh berfirman, bahwa "Sesungguhnya di dalam satu kesulitan itu terdapat banyak kemudahan, di dalam satu kesulitan itu terdapat banyak kemudahan." Tetap lah berjalan di atas jalan yang lurus ini anakku karna janjiNYA itu pasti kan terlaksana, jadilah orang yang tinggi derajatnya di hadapan Tuhan MU, karna hanya orang yang tinggi derajatnya di hadapan Tuhannya lah yang bisa merendah kan hatinya di hadapan Makhluk-makhluk NYA !" Nasehat sang kakek itu bagai embun sejuk di sore hari yang masih panas ini, yang tanpa dikomandoi bulir-bulir air mata Alfian jatuh dan dia sekarang telah menumpahkan rasanya itu di dalam dekapan sang kakek. Seakan-akan ia tengah berpelukan dengan jiwa nya sendiri. Selang tak lama kemudian kakek itu menghilang. Kejadian itu semula membuat Alfian terkejut tetapi kemudian ia sadar bahwa mungkin itu adalah jalan Alloh agar membuatnya mampu tuk berubah menjadi lebih baik.
"Bismillah ! Aku akan menjadi insan yang menjadi lebih baik lagi !" Tekad nya dalam hati diikuti oleh senyumnya yang baru, yang seolah menyampaikan pada dunia, atau tak usah jauh-jauh cukup pada jiwa yang tengah menyaksikaannya saat ini bahwa "BERSIAPLAH, KARNA ALFIAN YANG BARU AKAN DATANG !".
BERSAMBUNG
Labels:
story
CERMIN DIRI eps 1
"Aku nggak mau melakukan hal itu, aku nggak mau Fian!" Bentak seorang gadis dengan penuh ketegasan hingga mampu membuat sirna suasana hening di belakang sekolah berbentuk bangunan sederhana itu. Dengan penuh rasa benci, dia menatap lekat-lekat pria yang ada di hadapannya itu.
"Kamu sekarang aneh! Sudah nggak mau nurut sama aku lagi ya!" Bentak pria lawan bicara nya tak kalah garang itu. Pria itu sekarang gantian menatap wajah gadis itu, sebuah tatapan yang sangat mengancam.
Entah apa dan siapa yang memulai, pertengkaran hebat antara mereka berdua, Alfian dan Hafitsah ini pun terjadi. Pertengkaran yang membuat seekor semut yang ingin lewat sekali pun lebih memilih untuk mencari jalan memutar. "Mending jauh lah aku jalannya daripada ntar jadi ikut-ikutan," mungkin itu yang dibilang si semut jika suara nya bisa didengar sama manusia.
Dengan Kesal Alfian pergi meninggalkan Hafitsah. Sebelum pergi, Alfian menyalahkan Hafitsah dengan penuh kebencian yang mendalam. Hafitsah yang menerima umpatan itu hanya bisa bersabar. "Alfian, saya harap kamu akan tahu yang mana yang haq dan yang mana yang bathil," doa dari Hafitsah yang tulus untuk Alfian sekaligus sebagai awal lembaran baru yang akan mereka berdua torehkan dalam hidup mereka.
"Wah sial bener tu cewek! Emang nya hanya dia cewek yang ada di dunia ini!" Kesal Alfian dalam hati. Tiba-tiba terdengar iqomat berkumandang dari masjid sekolahnya. Seiring dengan hembusan angin yang menyejukkan hati, Alfian merasakan sebuah keinginan untuk segera memenuhi seruan yang ia dengar itu. Dia melangkah kan kaki nya menuju ke masjid. Ia lalu mengambil air wudhu itu dan ikut dalam jamaah menegakkan sholat di atas bumi Alloh tersebut. Dalam sholatnya, Alfian berpikir tentang desiran apa ini yang ada di hati nya. Desiran yang begitu menyejukkan, yang seperti sudah sejak lama ia rindukan. Entah kenapa ingin dia duduk berlama-lama di masjid sampai jamaah yang lainnya sudah tidak ada lagi yang tinggal. Di tengah kesendirian nya itu, terbesit rasa bersalah terhadap Hafitsah.
Belum sempat ia ingin menepis rasa bersalah itu, tiba-tiba entah dari mana, ia melihat sosok kakek-kakek yang buruk rupa nya dan jorok pakaiannya yang spontan membuat Alfian merasa jijik. Tapi entah ada apa, Alfian tak bisa begerak dari tempat duduk nya.
Belum sempat ia ingin menepis rasa bersalah itu, tiba-tiba entah dari mana, ia melihat sosok kakek-kakek yang buruk rupa nya dan jorok pakaiannya yang spontan membuat Alfian merasa jijik. Tapi entah ada apa, Alfian tak bisa begerak dari tempat duduk nya.
"Ngger, jaman saiki kuwi jaman e wis berubah. Jarene saiki jeneng e wis JAMAN EDAN. Lha wong sing tuwo ora iso dadi contho ! lan cah nom saiki wis ora toto meneh urip e. Wis do miturut hawa nafsune dewe-dewe. Cah nom opo meneh wis arang sing njagi kesucian e dewe-dewe. Wis jaman ku wis dirusak koyo ngene, lha kok yo iso do ngomong neg ora melu edan kuwi ora bakal komanan. Piye to iki cah bagus cah bagus?" Kata kakek tua itu dengan ekspresi sedih yang menakutkan. Alfian yang mendengarkan hal itu pun sontak kaget. Seakan dia tak kuasa lagi menahan sindiran yang begitu mengena untuknya. Karna dia pun tak luput dari anak muda yang dimaksud oleh kakek tua itu. Spontan dari mulut Alfian terdengar suara, "Kulo nggih ngeten niku kek," jawab Alfian pasrah dan terdengar penyesalan. Lalu dia teringat akan adegan tadi sore yang ternyata saat itu Alfian tengah mengajak Hafitsah melakukan hal yang dapat merampas kesucian mereka. Mendengar jawaban Alfian itu tiba-tiba ekspresi kakek itu berubah sangat mengerikan. Bola mata nya naik ke atas hingga tinggal menyisakan mata nya yang berwarna putih.
"Kowe ! Kowe yo melu ngrusak ! Kowe sing ngrusak alam ku iki ! Kowe yo kudu melu tanggung jawab !" Bentak kakek itu sambil mencoba mencekik Alfian dengan penuh amarah. Alfian mencoba melepaskan diri dari cekikan kakek tua itu. Di saat nafas nya sudah naik turun tak karuan dan keringat dingin mengucur dari seluruh tubuhnya, tiba-tiba dia tersadar dan ternyata tengah duduk sambil terdiam di masjid itu. Dengan nafas tersengal-sengal dia langsung berlari menuju rumah nya.
Setelah nafas nya sudah mulai teratur Alfian pun berpikir, "Ya Alloh, kejadian apa itu tadi ? Apakah memang aku termasuk pemuda yang merusak jaman ini ?" Tanya Alfian dalam hati. Pertanyaan ini terus menerus menghantuinya hingga ia keluar dari masjid dan berjalan menuju rumahnya.
BERSAMBUNG
BERSAMBUNG
Labels:
story
Langganan:
Postingan (Atom)