Karena ninja 200cc yang ia bangga-bangga kan sedang rusak setelah ia gunakan untuk balapan liar dengan teman-teman se gank nya, maka hari ini dia harus rela pulang dengan menggunakan bis kota . Di dalam bis itu ia masih saja terus memikirkan kejadian yang menimpanya ini hingga tak sadar telah sampailah ia di jalan yang semesti nya ia telah turun. meski sudah teratur nafas nya, tapi rasa nya denyut jantung nya belum bisa ia atur karna kejadian hari ini begitu mengejutkan bagi nya.
"Pak ! Pak ! Kiri pak ! Kiri !" teriak Alfian yang terlihat kaget itu. Ternyata bis sudah terlanjur melaju melewati tempat yang seharusnya Alfian turun. Bus pun berhenti dan Alfian turun dari bis kota itu. Bis lalu melaju dengan memberikan gumpalan asap hitamnya ke arah Alfian. "Wah Sialan tu bis ! Ada apa to hari ini !" Umpat Alfian dengan penuh kesal.Alfian terpaksa berjalan agak jauh dari tempat yang semestinya dan harus melewati jalan yang terdapat kalinya itu. Kali yang seperti kebanyakan di Indonesia mungkin, yang warna nya telah berubah tak lagi jernih namun butek karna limbak-limbah rumah tangga bercampur dengan material alam yang kini membuatnya tak enak lagi tuk dipandang.
Tiba-tiba di dekatnya ada suara benda jatuh ke dalam air. Alfian mencari sumber dari suara itu. ternyata itu adalah suara seorang gadis kecil yang terjatuh ke sungai. Tanpa banyak berpikir Alfian spontan lompat masuk ke dalam sungai dan menolong gadis kecil itu. Dia tidak mengalami kesulitan dalam berenang tuk menyelamatkan gadis kecil itu karna dulu juga dia sering bermain-main di kali dengan teman-teman nya. Alfian dengan sigap membawa gadis kecil itu ke permukaan, dia baringkan gadis kecil itu dan melakukan penyelamatan sejauh yang Alfian bisa, yaitu menekan-nekan bagian dada dari gadis kecil itu. Alhamdulillah, karna belum begitu banyak air yang diminum oleh gadis kecil itu, nyawa sang gadis kecil itu tertolong dan gadis kecil itu siuman.
"Adeik, adik kecil ?", panggil Alfian dengan lembutnya. Karna mungkin takut atau juga karna insting anak-anak, maka gadis kecil itu pun langsung menangis sekeras-keras nya. Alfian yang melihat hal itu bingung, namun entah mendapat bisikan dari mana ia langsung memeluk gadis itu dengan lembut nya. Dan tangisan gadis kecil itu pun berhenti. "Tenang ya dik, adik akan baik-baik saja kok," kata Alfian dengan penuh kelembutan. Alfian yang merasakan telah menolong sesorang entah kenapa hatinya merasakan sesuatu yang aneh, yang jarang dia rasakan. Lantas dia diam dan hati kecil nya lah yang kemudian berkata, "Ya Alloh, ternyata begitu nikmatnya menolong seseorang, mengapa aku tidak menyadarinya dari dulu Ya Alloh," ucap nya dengan penuh rasa yang campur aduk dalam dirinya.
Alfian menanyakan nama dan rumah dari gadis kecil itu yang ternyata bernama Annisa, tetangga nya yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumah Alfian. Maka Alfian pun menggendong nya dan mengantarkan nya menuju ke rumah. Dari bibir mungil yang lemah itu terdengar kata yang lirih, "Terima kasih ya mas, Mas memang orang baik deh," di sambut senyum polos nan tulus dari bibir si kecil Annisa itu. Alfian pun hanya membalas nya dengan senyum getir seraya dalam hati berkata, "Ya Alloh aku malu pada MU ya Alloh, ada hamba MU yang begitu polos yang mengatakan bahwa orang yang penuh keburukan ini adalah orang baik ya Alloh. Aku malu pada MU dan gadis kecil ini ya Alloh," kata hati nya yang kini terus menerus bergetar.
Tiba-tiba di dekatnya ada suara benda jatuh ke dalam air. Alfian mencari sumber dari suara itu. ternyata itu adalah suara seorang gadis kecil yang terjatuh ke sungai. Tanpa banyak berpikir Alfian spontan lompat masuk ke dalam sungai dan menolong gadis kecil itu. Dia tidak mengalami kesulitan dalam berenang tuk menyelamatkan gadis kecil itu karna dulu juga dia sering bermain-main di kali dengan teman-teman nya. Alfian dengan sigap membawa gadis kecil itu ke permukaan, dia baringkan gadis kecil itu dan melakukan penyelamatan sejauh yang Alfian bisa, yaitu menekan-nekan bagian dada dari gadis kecil itu. Alhamdulillah, karna belum begitu banyak air yang diminum oleh gadis kecil itu, nyawa sang gadis kecil itu tertolong dan gadis kecil itu siuman.
"Adeik, adik kecil ?", panggil Alfian dengan lembutnya. Karna mungkin takut atau juga karna insting anak-anak, maka gadis kecil itu pun langsung menangis sekeras-keras nya. Alfian yang melihat hal itu bingung, namun entah mendapat bisikan dari mana ia langsung memeluk gadis itu dengan lembut nya. Dan tangisan gadis kecil itu pun berhenti. "Tenang ya dik, adik akan baik-baik saja kok," kata Alfian dengan penuh kelembutan. Alfian yang merasakan telah menolong sesorang entah kenapa hatinya merasakan sesuatu yang aneh, yang jarang dia rasakan. Lantas dia diam dan hati kecil nya lah yang kemudian berkata, "Ya Alloh, ternyata begitu nikmatnya menolong seseorang, mengapa aku tidak menyadarinya dari dulu Ya Alloh," ucap nya dengan penuh rasa yang campur aduk dalam dirinya.
Alfian menanyakan nama dan rumah dari gadis kecil itu yang ternyata bernama Annisa, tetangga nya yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumah Alfian. Maka Alfian pun menggendong nya dan mengantarkan nya menuju ke rumah. Dari bibir mungil yang lemah itu terdengar kata yang lirih, "Terima kasih ya mas, Mas memang orang baik deh," di sambut senyum polos nan tulus dari bibir si kecil Annisa itu. Alfian pun hanya membalas nya dengan senyum getir seraya dalam hati berkata, "Ya Alloh aku malu pada MU ya Alloh, ada hamba MU yang begitu polos yang mengatakan bahwa orang yang penuh keburukan ini adalah orang baik ya Alloh. Aku malu pada MU dan gadis kecil ini ya Alloh," kata hati nya yang kini terus menerus bergetar.
Begitu Alfian sampai di depan rumah Annisa, ibunda Annisa sedang menyapu halaman. Ia spontan kaget dengan keadaan Annisa yang terlihat sangat lemas. "Annisa ! Kamu kenapa nduk ?" Ibunda Annisa langsung merebut Annisa dari pelukan Alfian. Tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Alfian, ibunda Annisa itu marah dan mengusir Alfian karna mengira Alfian yang terkenal nakal lah yang telah membuat Annisa seperti ini. "Kamu apakan anak ku ! Dasar pemuda sampah ! Tidak ada gunanya kamu di dunia ini ! Pergi saja kamu !" Bentak ibunda Annisa dengan kasarnya sambil ia menggendong Annisa masuk ke dalam umah nya. Beruntung ayah dari Annisa tidak di rumah sehingga hanya ibu nya Annisa lah yang marah-marah. Alfian yang mendengar hal itu lantas memilih pergi dengan rasa marah yang bercampur dengan kesedihan yang mendalam.
Di tengah jalan, Alfian benar-benar menjadi bingung akan hal ini, "Kenapa seperti ini ya Alloh ? Apakah ini tanda bahwa aku tidak diijinkan tuk berbuat kebaikan ?" tanya Alfian dalam hati. Belum sempat Alfian melanjutkan pertanyaannya itu, tiba-tiba dia bertemu dengan seorang kakek tua memakai tongkat dan baju putih. Berbeda dengan yang di masjid tadi, kali ini kakek itu terlihat lebih muda dan rapi. Tiba-tiba Kakek itu mendekat ke arah Alfian.
"Hai anak muda, apakah kamu kira untuk berbuat kebaikan itu jauh lebih mudah dari berbuat kerusakan di muka bumi ini ? jika kamu masih berpikir seperti itu maka bersiap-siaplah anakku, bahwa dalam kenyataan nya nanti akan banyak fitnah atau cobaan yang akan engkau temui. Fitnah ataupun cobaan yang hanya bisa dilalui oleh insan yang beriman dan berpegang teguh pada ajaran Tuhannya. Insan yang tak kan pernah mengenal kata putus asa. Tetap ingatlah anakku bahwa Alloh berfirman, bahwa "Sesungguhnya di dalam satu kesulitan itu terdapat banyak kemudahan, di dalam satu kesulitan itu terdapat banyak kemudahan." Tetap lah berjalan di atas jalan yang lurus ini anakku karna janjiNYA itu pasti kan terlaksana, jadilah orang yang tinggi derajatnya di hadapan Tuhan MU, karna hanya orang yang tinggi derajatnya di hadapan Tuhannya lah yang bisa merendah kan hatinya di hadapan Makhluk-makhluk NYA !" Nasehat sang kakek itu bagai embun sejuk di sore hari yang masih panas ini, yang tanpa dikomandoi bulir-bulir air mata Alfian jatuh dan dia sekarang telah menumpahkan rasanya itu di dalam dekapan sang kakek. Seakan-akan ia tengah berpelukan dengan jiwa nya sendiri. Selang tak lama kemudian kakek itu menghilang. Kejadian itu semula membuat Alfian terkejut tetapi kemudian ia sadar bahwa mungkin itu adalah jalan Alloh agar membuatnya mampu tuk berubah menjadi lebih baik.
"Bismillah ! Aku akan menjadi insan yang menjadi lebih baik lagi !" Tekad nya dalam hati diikuti oleh senyumnya yang baru, yang seolah menyampaikan pada dunia, atau tak usah jauh-jauh cukup pada jiwa yang tengah menyaksikaannya saat ini bahwa "BERSIAPLAH, KARNA ALFIAN YANG BARU AKAN DATANG !".
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar