Pagi hari nya, pagi hari yang baru bagi Alfian. Dia telah bertekad untuk mengucapkan maaf dan terima kasih pada Hafitsah atas apa yang sudah terjadi. Dia telah bertekad bahwa dia akan menjadi insan yang baru. Dan dia langsung berpikir bahwa kesalahan yang pertama yang harus ia luruskan adalah kesalahannya dengan Hafitsah dulu.
Sepeda motor kesayangannya itu ternyata masih belum bisa digunakan, maka ia terpaksa berjalan kaki lagi dan kemudian naik bis kota. Perjalanan yang panas dan cukup melelahkan tak ia hiraukan. Perjalanan ini sangat melelahkan karna jarak dari halte Trans Jgja ke rumah Hafitsah begitu jauh dan sangat sedikit pohon yang mampu menjadi payung dalam panas nya matahari. Mungkin hanya niat dan tekad nya lah yang mampu meredam rasa panas itu.
Akhirnya dia telah tiba di rumah Hafitsah. Rumah berwarna merah jambu, karna memang Hafitsah adalah anak perempuan yang pertama sekaligus yang terakhir, alias anak tunggal sehingga apapun yang dia inginkan selalu dipenuhi termasuk warna cat temboh rumahnya.
"Assalamualaykum" salam Alfian sambil mengetuk pintu. Alfian mengulangi salam itu sampai tigakali, tetapi ternyata Hafitsah yang sudah terlanjur benci pada Alfian tidak mau menemui nya bahkan pintu rumah Hafitsah itu tidak tebuka lagi untuk Alfian. Alfian awal nya kecewa namun Alfian yang sudah memperkirakan hal itu pun lantas menaruh sepucuk surat untuk nya di depan pintu. Sambil keluar dari pintu rumah nya Alfian berkata, "Maaf Hafitsah atas apa yang telah terjadi tetapi terima kasih karna berkat kamu juga maka aku bisa berubah. Dan selamat tinggal Hafitsah," Kata Alfian tersenyum dan siap melalui hari nya, namun memang ternyata Alloh memiliki kehendak lain. Ketika ia hendak menuju ke halte Trans Jogja, ada motor yang melaju kencang dan menabraknya hingga membuatnya terbang sejauh 10 meter, darah segar keluar dari kepalanya dan dia meninggal seketika sambil terlihat senyum di mulut nya setelah mengucap akhirul kalam "laa illahaillalloh muhammadurrosullulloh,"
Setelah melihat situasi bahwa Alfian sudah tidak ada di depan rumah nya itu, maka Hafitsah membuka pintu rumah nya untuk sekedar memastikan bahwa Alfian sudah pergi jauh dari rumahnya. Alangkah terkejutnya ketika ia menemukan secarik kertas. Lalu secarik kertas itu ia bawa masuk dan ia letakkan di meja kamarnya. "Ah nanti biar tak baca setelah mandi dan beres-beres rumah ah," pikir Hafitsah.
Setelah semua urusan beres, Hafitsah lantas teringat akan surat yang tadi ia letakkan di atas meja nya, ia raih kertas itu dan dia membaca nya dengan penuh seksama. Ekspresi Hafitsah pun berubah dari yang enggan tuk membaca menjadi begitu terharu akan surat itu. "Apakah ini benar-benar surat yang ditulis Alfian yang dulu ia kenal ?" Tanya Hafitsah dalam hati.
Setelah melihat situasi bahwa Alfian sudah tidak ada di depan rumah nya itu, maka Hafitsah membuka pintu rumah nya untuk sekedar memastikan bahwa Alfian sudah pergi jauh dari rumahnya. Alangkah terkejutnya ketika ia menemukan secarik kertas. Lalu secarik kertas itu ia bawa masuk dan ia letakkan di meja kamarnya. "Ah nanti biar tak baca setelah mandi dan beres-beres rumah ah," pikir Hafitsah.
Setelah semua urusan beres, Hafitsah lantas teringat akan surat yang tadi ia letakkan di atas meja nya, ia raih kertas itu dan dia membaca nya dengan penuh seksama. Ekspresi Hafitsah pun berubah dari yang enggan tuk membaca menjadi begitu terharu akan surat itu. "Apakah ini benar-benar surat yang ditulis Alfian yang dulu ia kenal ?" Tanya Hafitsah dalam hati.
Tiba-tiba suara ring tone terdengar dari HP milik Hafitsah dan pada display layar nya tertulis nama Bu Harjo, nama dari bunda Alfian. "Halo Assalamualaykum," angkat Hafitsah dengan suara lembut nya seperti biasa meski ada tanya mengapa ibunda dari Alfian menghubunginya.
"Wa alaykum salam nak, ibu mau ngasih kabar, Alfian, Alfian," jawab ibunda Alfian dengan terbata-bata dan terdengar meredam tangisnya. Hafitsah yang mendengar suara ibunda Alfian langsung diselimuti perasaan cemas yang membuat keringat dingin nya keluar.
"Ada apa bu dengan Alfian ?" tanya Hafitsah panik
"Alfian sudah meninggal dunia nak." tangis ibunda Alfian pun pecah disusul dengan membeku nya hafitsah tak berdaya seakan-akan semua nya menjadi lemah dan tak berdaya.
"Nanti dia akan dimakamkan Jam 2 siang di pemakaman umum Wonocatur nak, udah ya tolong ikhlaskan kalo Alfian punya banyak kesalahan dengan kamu, saya tahu kamu marah sama anak saya tapi tolong ikhlaskan ya nak segala kesalahan anak saya, sudah dulu nak assalamualaykum," lanjut ibunya masih terisak-isak Betapa kagetnya Hafitsah mendegar hal itu di dalam kamarnya. Sekarang dia hanya bisa memandangi sepucuk surat yang kini ada dalam gengamannya. Sepucuk surat terakhir dari Alfian. Yang kini hanya bisa ia baca isi surat itu tanpa bisa lagi melihat si penulis surat itu, suara Alfian yang tengah berbicara melalui surat itu pun terngiang dalam pikirannya.
Assalamualaykum wa Rohmatullohi wa Barokatuh
Untuk seorang permaisuri surga
Untuk permata dunia yang paling indah
Untuk sosok yang tak kenal lelah
Hafitsah
Mungkin jika surat ini ada dalam genggaman mu, Hafitsah. Ini adalah tanda bahwa engkau telah menutup mati pintu hati mu untuk ku Hafitsah. Engkau pasti membenciku atas apa yang telah aku lakukan dulu kepadamu. Aku yang telah membawamu dari fitrah kita sebagai manusia menuju ke jalan yang tak bisa dibedakan mana manusia dan mana yang bukan manusia. Aku yang telah jauh dari Tuhan Yang Menciptakan kita. Alloh Azza wa Jalla Maka tak kan heran jika engkau masih membenci ku Hafitsah. Namun satu hal yang ingin agar kau tahu Hafitsah, aku tidak akan bisa membencimu bahkan jika aku ingin membencimu. Karna aku pernah mendengar sebuah nasihat padaku bahwasanya "Seorang lelaki tidak akan bisa membenci seorang wanita yang baik karna ketika kita membenci satu perangai nya maka akan banyak perangainya yang lain yang akan lelaki itu sukai". Ya lelaki itu adalah aku, dan wanita baik itu adalah kamu Hafitsah. Maka dari itu Hafitsah, ijinkan saya meminta maaf kepadamu dan mengucapkan terima kasih, karna berkat mu juga lah, aku bisa hijrah dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang, dari yang penuh kehinaan menuju jalan yang penuh ketentraman dalam dekapan NYA. Semoga Alloh mempertemukan aku dan engkau di surga NYA kelak, jika tak bisa sebagai pendamping hidupku, semoga bisa sebagai sahabat sejati, sahabat yang diikat atas dasar ukhuwah dan cinta karna Alloh, karna memang cinta karnaNYA lah yang kan mendasari tiap langkah demi langkah kaki kita dan tiap tarikan serta hembusan nafas kita yang lemah ini. Akhirul Kalam. Wahai Hafitsah, sekarang aku pun masih ingin mengucap bahwa "aku mencintai mu karna Alloh".
Dari insan yang tak pernah luput dari dosa
Dari insan yang hijrah
Dari insan yang menghambakan diri pada Tuhannya
Alfian
Hafitsah hanya bisa menangis dalam sepi. Menangisi bahwa ia telah kehilangan sosok pemuda. Sosok idaman Hafitsah yang tak akan ia tolak tuk menjadi pendamping dalam hidupnya di dunia dan di akhirat.
Subhanalloh, betapa indah cerpen ini.
BalasHapusbahasa nya sungguh menyentuh hati..
apa mas luthfenk buat sendiri ?
Alhamdulillah..
BalasHapusIni baru belajar juga kok dek..
syukron ya, kalo ada masukan sangat saya tunggu dek. :)
ngek komenku ilang --"
BalasHapusapik luth!!!
tapi *menurutku* cerpennya agak terburu2 (okok)
selebihnya bagus. .
diksinya oke lah
Makasih mas much.
BalasHapusWah keliatan terburu-buru ya mas ?
ini sebentar lagi mau dibuat yang agak santai soal e ini juga masih termasuk tugas sekolah e. di minta buat naskah film yang berdurasi 20 menit jadi ya bagian2 yang bisa di skip dulu tak skip, ni lagi editing lagi.
Terima kasih masukan dan kata2 motivasi nya mas, insyaAlloh bisa ada kemajuan selanjutnya.
Syukron :)
hehe. .soale kok reti2 makjegagik langsung malih ngono hlo seko seng elek bianget dadi apik (okok)
BalasHapusyo masalah selera sih nek iki (goodluck)
wow
nice itu. .belajar buat naskah film juga (rock)
sip sama2. .
blogku yo disambangi hlooo ~0~/
Hahaha.. :D
BalasHapusiya mas, kalo proses nya dibuat lama ntar muncul banyak konflik. kapan2 insya Alloh mau buat lagi yang agak lamaan walau kayak nya sekarang concern ke yang pendek2 aja mas.. hehe
Iya mas, tur yo masih banyak yang nggak dong -_-
Ok mas insya ALloh, blog e njenengan apa mas ?
buat lagi yang lain dong mas hehe ;)
BalasHapusoh iya.. follow blog aku dong mas,
farahstory.blogspot.com
blog ms luthfenk jg udah aku follow kok..
mksih :)
hla kae, thechildofprophecy.blogspot.com
BalasHapusdirimu barang sudah memfollow kok ketoke (okok)